58

933 136 142
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Apartment Seokjin, hampir tengah malam dihari yang sama saat madnae BTS mengumpulkan semua member-nya di Hope World.

Di sebuah ruangan yang terdapat dua komputer, Seokjin dan Namjoon berada.

Tok...tok...tok

Pintu diketuk. Seokjin berkata, "Masuk"

Akses tersebut pun terbuka. Sosok yang lahir 3 bulan 5 hari lebih lambat darinya itu muncul. Sofa biru ditunjuk si tampan supaya tamu terakhirnya itu duduk, "Duduklah"

Semua yang diundang Seokjin telah datang. Kursi game-nya ia dorong ke arah si pucat dan sang leader grupnya sembari berkata, "Karena aku tidak bisa membawa diriku sebagai madnae di kantor tadi dan kau dengan seenaknya pergi, Min Yoongi,  makanya ku suruh kalian berdua kesini"

Awal kalimat itu menjadi awal mediasi dari Seokjin untuk keduanya. Si tampan melanjutkan, "Aku tahu, aku mengenal kalian berdua dan kalian yang paling lama bersama. Kalian saling memahami satu sama lain mungkin bisa dibilang jauh dari kalian mengenal Aera meskipun hampir 24 jam kita bertemu dan kedekatan kita dengannya hampir seperti Sejin hyung dan Habeom hyung. Apa aku benar ?"

Namjoon mengangguk, Yoongi seperti biasa tanpa reaksi.

"Geurae, disini aku akan menjadi penengah diantara kalian. Jika ada yang kalian keluhkan satu sama lain, katakan saja. Aku disini akan berdiri netral. Aku tak akan memihak salah satu dari kalian" lanjut Seokjin, "Sekarang..." ia lirik sang pemimpin, "Namjoon-ah, apa yang kau sesali tadi katakan padanya"

Namjoon menggigit pipi dalamnya beberapa kali sebelum menghela nafas panjang lalu berujar, "Ku akui, aku terbawa emosi. Beberapa hari melihatnya terpuruk di depan mataku sendiri dan mengingat kisah hidupnya yang dia ceritakan, membuatku, secara naluri, aku ingin melindunginya dan menjaganya. Apalagi saat hari dimana kami terjebak di lift itu"

Yoongi melirik si adik sebentar.

Namjoon melanjutkan, "Dia seperti kehilangan harapan hidupnya lagi, hyungnim. Dia bilang dengan santainya, dia akan menyelamatkanku demi tim dan ARMY meskipun dia sendiri yang menjadi korbannya disana. Pada hari itu, emosiku semakin tak stabil saat mengingatnya apalagi semua awal keterpurukannya itu berputar pada dirimu. Aku sampai tak bisa berpikir jernih"

Namjoon menunduk, kedua tangannya ia rapatkan dan kepalkan diatas pangkuannya sediri. Dengan tenang, ia kembali meneruskan kalimatnya, "Sasilyo.. Habeom hyung memintaku, setidaknya kontrak main manager saja yang ditandatangani Aera tapi ku sanggupi untuk membujuknya dengan kontrakmu juga"

Sepenuhnya, Yoongi menoleh. Ia baru mengetahui fakta tersebut.

"Sama sepertimu, ketika dia menolak dua lembar kontrak kerjanya berkali-kali dan di hari terakhir, pada menit terakhir tanggal 12 itu, aku masih berusaha membujuknya dengan sedikit harapan, dia bisa berpikir ulang keesokan harinya. Tapi nyatanya..." hela nafas kasar kembali terdengar, "Dia tidak mengubah pikirannya sama sekali"

Yoongi masih menatap si adik setelah kalimat tersebut berakhir. Namjoon pun akhirnya menyimpulkan semua kalimatnya sembari menatap sang kakak, "Mianhanda, hyungnim. Aku sadar, aku sadar betul yang ku katakan terdengar sangat berlebihan. Ucapanku memojokanmu. Aku hanya kesal pada diriku sendiri karena tak dapat membawanya kembali" sesalnya, "Mianhaeyo, hyungnim. Aku menyesal telah kurang ajar dan memojokkanmu begitu. Mianhamnida"

YUNGIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang