83

727 91 86
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Tidur pulas akibat efek kadar alkohol yang tinggi membuat Yoongi cukup kesulitan untuk bangun di pagi hari untuk memenuhi jadwalnya hari itu. Meski pintu kamarnya diketuk berkali-kali oleh seseorang dari luar, tak membuat Yoongi dengan mudah terbangun.

Beberapa kali pintu diketuk keras, pada akhirnya tidur Yoongi terusik juga. Suara teredam akibat telinga ia tutupi bantal dan selimut tebal terdengar sayup. Meskipun begitu, kata demi kata masih jelas terdengar"

"Jebal ireona, Min Yoongi !" Ucap si pengetuk yang mulai frustrasi, "Kasihan manajermu menunggu sedaritadi di ruang tengah. Dia tidak hanya menunggumu, isekiya ! Dia sangat sibuk !"

Mendengar kata 'manajer' dan 'sibuk' membuat mata Yoongi membola. Walau pening menyergap kala tubuh digerakan, ia tetap melompat dari kasur dan membuka pintu kamar dengan tergesa, melupakan penampilan yang sangat semrawut.

"Ya ! Sebegitu pentingnya ?" Kata si sulung Min.

Tak peduli dengan komentar si kakak, dengan sempoyongan, Yoongi berlari menuju ruangan yang dimaksud.

Beberapa langkah kaki lagi sampai, Yoongi memanggil, "Jagiya !"

Mata mengerjap cepat, yang dipanggil lalu menggaruk sisi kepalanya yang tidak gatal. Salah satu tangan terangkat canggung, "Eoh.. Morning !" Sapanya kikuk, "Panggilan itu agaknya terdengar sangat manis untukku pagi ini ha ha"

Yoongi hela nafas kasar, "Aku akan bersiap" ucapnya sedih.

Sang manajer mengangguk.

Geumjae menyodorkan cangkir berisi teh hangat yang tadi ia buat untuk manajer adiknya itu, "Biasanya Aera yang menjemput Yoongi. Mengapa hari ini Woohyun-ssi ? Apakah Aera masih sakit ?"

Woohyun menggeleng, "Animnida, Geumjae-ssi. Dia sudah sangat sehat. Hanya saja, jadwal sepagi ini, dia harus melakukan pekerjaan utamanya dulu"

Geumjae mengangguk mengerti, "Geuraeguna. Silahkan diminum"

"Ne, Kamsahamnida"

...

Belum juga keluar dari gerbang utama area perumahan Yoongi, percakapan dalam dimulai Woohyun untuk sang artis. Ia lirik Yoongi yang diam bagai melamunkan sesuatu. Biasanya, si pucat akan sibuj dengan ponselnya namun kali ini Yoongi hanya diam dan melamun, menatap kosong dari jendela disampingnya.

"Melihat kekacauanmu pagi ini, boleh hyungie menerka ?"

Ucapan Woohyun membuyarkan lamunan Yoongi. Yang lebih muda menoleh.

Woohyun tersenyum tipis, "Kau bertengkar hebat dengan Aera ?"

Satu helaan nafas kasar lolos. Cukup itu saja menjawab pertanyaan si manajer.

Beberapa saat dalam keterdiaman dan pula Woohyun tak ingin mengulik lebih jauh mengenai masalah keduanya.

"Hyung ?" Panggil Yoongi akhirnya.

"Hmm ?"

Meski keduanya tak saling menatap, Yoongi tetap melanjutkan, "Apakah semua kelakuan Hobeom hyung adalah rencana kalian ?"

Woohyun mendengus. Reaksinya ternyata mengundang tanda tanya besar dari raut muka Yoongi yang menoleh ke arahnya.

Sejenak, ia melirik Yoongi kemudian setelahnya menjawab tanda tanya itu.

YUNGIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang