11 - What this?

241K 19K 522
                                    

Rania menatap Damian. Anak laki laki itu terlihat tampan menggunakan pakaian yang sana dengannya. Paras Damian menurun sempurna dari Gala. Hidung mancung, bulu mata lentik, tatapan tajam, semuanya hampir mirip Gala. Bahkan dari sifatnya pun sama.

“Gantengnya. Mian, serius kamu ganteng kamu.” puji Rania

Mian? Damian terdiam. Panggilan yang lebih baik dari pada Dam.

Gala keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapi. Jangan lupakan sesuatu, Rania memaksa Gala untuk hadir di acara nya hari ini. Meskipun di bentak oleh Gala, Rania tidak menyerah. Dia tetap memaksanya.

Rania semakin melebarkan senyumannya ketika melihat anak dan bapak nya sangat tampan. Mereka seperti karya tuhan yang terindah.

“Mau berangkat sekarang?” tanya Rania

Damian mengangguk

“Ayok Mas,” ajak Rania

Gala berjalan terlebih dahulu dari Rania dan Damian. Rania menggandeng tangan Damian membuat Damian menatap Rania dengan tatapan yang sulit diartikan. Damian terus menatap Rania, wanita ceria itu selalu ada untuknya. Wanita itu berhasil membuat Daddynya mau datang ke acaranya disekolah.

Rania menempelkan tangannya di kening Damian ketika Damian tidak fokus dengan jalannya dan menabrak pintu dengan keras membuat tangan Rania sakit. “Mian, kamu kenapa? Kok jalannya gak fokus?”

Damian tersadar, “Maaf, tante.”

Rania tersenyum, “Gapapa, ayok Daddy kamu pasti nunggu nanti dia marah.”

Rania pikir, Damian akan duduk di jok depan, disebelah Gala. Tapi ternyata, anak laki laki itu duduk di belakang bersama nya.

“Kalian berniat ingin menjadikan saya supir?” sindir Gala

Rania menatap Damian, “Damian, kenapa gak duduk di depan?”

“Aku mau sama tante.”

Rania menahan senyumannya, jawaban anak kecil itu berhasil membuatnya tersipu malu sampai wajahnya memerah. “Mas, gapapa?”

“Terserah.”

Mobil pun melaju.

****

Sekolah Damian sudah sangat ramai. Banyak murid murid yang membawa orang mereka dan ada juga yang diwakilkan karena orang tua mereka berhalangan hadir. Seluruh siswa disuruh untuk masuk ke dalam kelas nya dan para orang tua duduk di kursi yang sudah disediakan.

Rania dan Gala duduk di bangku kedua dari depan. Rania sengaja memilih bangku depan, supaya dia bisa melihat dengan jelas penampilan Damian. Rania sangat percaya bahwa Damian akan menampilkan yang terbaik, apalagi disini ada Gala yang membuat Damian semakin bersemangat.

Gala menyipitkan matanya ketika melihat memar di lengan putih milih Rania. “Tanganmu kenapa?”

Rania mengangkat alisnya, lalu mengikuti arah pandang Gala. “Oh ini, gapapa.”

Gala hanya diam

Acara pun dimulai. Guru - guru memulai dengan pertunjukan kecil dari murid murid. Rania melebarkan senyumannya ketika melihat Damian naik ke atas panggung bersama murid murid lainnya. Rania memberikan tepuk tangan untuk Damian.

“Mas, itu Damian.” tunjuk Rania

Murid murid itu membawakan lagu yang bertema ibu. Dengan kompak mereka mulai menyayikannya ditambah gerakan kecil.

Acara terus berlanjut dan tak terasa kini lomba pun di mulai. Rania menunggu giliran Damian. Setelah lama nya menunggu, akhirnya...

“Untuk peserta selanjutnya adalah Damian Arian Caesar. Dipersilahkan untuk nak Damian naik ke atas panggung..”

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang