43 - "Sayang kamu."

217K 17K 716
                                    

“Kamu udah sarapan?”

Rasi mengangguk, “Sudah Bu, tadi di kantin bareng Gibran.”

“Terus, Gibran nya mana?”

“Ke ruangan David dulu Bu, sekalian lihat kondisinya.” jawab Rasi

Rania mengangguk. Rania mengerutkan keningnya, Gala belum ada kabar apapun. Bahkan, dari kemarin Gibran berusaha menghubungi Gala namun ponsel pria itu tetap mati. Gibran juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Gala, tapi sampai saat ini belum ada kabar apapun.
Rania hanya ingin mendengar kabar pria itu saja. Andai, Gala butuh waktu sendiri, itu tidak masalah, yang penting Rania tahu kabar suami nya.

“Mikirin Pak Gala ya Bu?” tebak Rasi

“Keliatan ya?”

Rasi terkekeh pelan, lalu mengangguk. “Ibu keliatan banget khawatirnya, tapi gapapa Bu, sebentar lagi kita akan dapat kabarnya Pak Gala. Percaya deh.” tutur Rasi sambil mengelus pundak Rania

Rania mengangguk, “Semoga aja,”

“Bu Rania, udah makan?” tanya Rasi

“Cuma sedikit, makanannya gak enak. Hambar. Jadi saya makan buah aja.” jawab Rania

“Kalau gitu makan obatnya ya? Dokter juga ngasih obat pereda nyeri,”

Rania mengangguk

Rasi menyiapkan obat untuk Rania. Dia mengurus Rania dengan sangat baik. Rasi memperlakukan Rania seperti adiknya sendiri, dia bahkan tidak mau pulang karena takut Rania kesepian. Rasi juga mengkhawatirkan kondisi Rania saat ini, apalagi boss nya itu belum ada kabar.

Pintu kamar inap terbuka, menampilkan pria tinggi yang masuk ke dalam ruangan. Gibran. Pria itu membawa beberapa camilan yang dia beli saat keluar dari ruangan David.
“Saya beli cemilan untuk kalian. Tadi saya nanya dokter, katanya tidak ada makanan yang dilarang.” ujar Gibran

“Lo emang pengertian. Thanks ya!” ucap Rasi dengan semangat. Dia langsung mengambil cemilannya.

“Ingat, itu berdua bukan buat lo aja.” peringat Gibran

“Bawel!”

Rania terkekeh melihat interaksi Gibran dan Rasi yang menggemaskan. “Gibran, David gimana keadaannya?” tanya Rania

“Ada luka di lengannya yang cukup parah karena pecahan kaca, yang lainnya cuma lebam. Dan sebentar lagi, keluarga David akan datang untuk menjemputnya sekalian ingin bertemu dengan Bu Rania.” jelas Gibran

“Saya? Ngapain?” tunjuk Rania

Gibran mengangguk. “Saya tidak tahu, karena dia hanya bilang itu saja.”

“Terus, mobil nya gimana?”

“Saya sudah serahkan semua nya ke polisi, tinggal tunggu laporannya aja.”

“Mas Gala belum ada kabar?”

Gibran menggelengkan kepalanya. “Maaf Bu, sampai sekarang saya belum mendapatkan kabar Pak Gala.”

Rania mengangguk, “Gapapa.”

*****

Rania sudah bertemu dengan keluarga David. Tidak ada hal penting yang mereka bicarakan, karena Ayahnya David terlihat sibuk, maka dari itu dia buru - buru. Namun, Ayahnya David terlihat asik sama seperti David.
Wajahnya pun sangat mirip dengan David,  memiliki tinggi badan yang sama, dan dua dua nya sangat berkharisma.

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang