57 - Baby Moon

120K 8K 372
                                    

Kini kandungan Rania berusia 32 minggu, tidak terasa tinggal beberapa minggu saja bayi kecil itu akan lahir ke dunia. Perut Rania kini sudah membesar, sehingga membuat ia mudah kecapean. Dan itu membuat Gala semakin protektif kepada istrinya.

Rania kini bahagia, selain karena anaknya yang sebentar lagi akan lahir. Tapi, keluarga kecil nya yang terasa begitu hangat. Damian, putra nya itu sudah sangat tidak sabar untuk menantikan adiknya lahir. Damian semakin mandiri, bahkan ia tidak pernah meminta untuk dijemput oleh Rania karena takut kecapean.

"Mama, udah minum susu?" tanya Damian

Rania menoleh, dia menatap putra nya yang baru saja keluar dari kamar. Rania menggelengkan kepalanya, karena dari tadi ia malas untuk bergerak. "Belum, sebentar lagi Mama bikin susu nya." jawab Rania

Damian berlari menuju dapur. Damian langsung menghampiri Bi Nurul yang sedang membereskan dapur. "Bi tolong buatkan Mama susu, boleh?" tanya Damian

Bi Nurul mengangguk, "Boleh atuh, tunggu sebentar ya."

Damian mengangguk, "Dibawain sama aku aja ya Bi,"

"Den Damin bisa?"

"Bisa, lagian Mama lagi di ruang TV."

Bi Nurul memberikan segelas susu untuk Rania kepada Damia. "Makasih Bi," setelah itu Damian segera menghampiri Rania lagi.

"Mama," panggil Damian

"Mian, awas tumpah." Rania segera mengambil alih susu yang dibawa oleh Damian. Dia meminumnya sedikit. "Kan Mama bilang sebentar lagi bikinnya, tapi makasih ya. Mama seneng dibuatin susu sama Damian," ujar Rania

"Sama - sama. Kata Daddy, Mama kalau gak di paksa pasti malas minum susu." balas Damian

Rania terkekeh, dia mengelus rambut putra nya. "Tugas nya udah dikerjain semua?" tanya Rania

Damian mengangguk, "Sudah. Tugas nya easy banget Ma," sombong Damian

Rania memutarkan bola matanya, persis seperti bapaknya. "Mulai nih. Mama dengar, kamu mau ikut lomba melukis, right?" tebak Rania

"Pasti Mama liat browsur di kamar aku ya?"

Rania mengangguk, "Yes, kamu mau?"

Damian mengangguk. "Iya, tapi waktu nya mepet sama olim matematika nanti."

"Mau dibatalin olimpiade nya?"

"Mama," peringati Damian

"Daddy gak akan marah, paling kesel aja."

Damian menggelengkan kepalanya. "No, aku gak mau batalin olim aku. Gapapa, lagian lain waktu juga bisa."

Rania menarik Damian ke dalam pelukannya. "Nanti kita serang Daddy ya, soalnya suka maksa kamu ikut olim terus."

Damian terkekeh.

*****

"Mas," rengek Rania

Gala menyimpan laptopnya, dia menatap Rania yang sedang cemberut. "Kenapa, sayang?"

"Kaki aku pegel, pijitin." pinta Rania

Gala langsung melaksanakan keinginan Rania. Dia memijit kaki Rania yang bengkak semenjak hamil. "Hari ini ngapain aja?" tanya Gala

"Aku nyiram tanaman, terus main sama Damian. Mas, bosen dirumah terus, ajak aku jalan,"

"Mau jalan kemana?"

"Mau ke Bandung, boleh?"

Gala menggelengkan kepala nya, "Gak, nanti kamu kecapean di jalannya."

"Tapi kita naik mobil kan," protes Rania

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang