30 - Marcel, selesai.

239K 18.1K 1.1K
                                    

“Lo mau ke kantin kan?” tanya Nanda dan Rania membalas dengan anggukan. “Gue nitip ya? Nanti gue nyusul kesana, makanannya samain aja minum nya es jeruk. Gue mau ngeluarin emas nih,” lanjut gadis itu sambil memegang perutnya yang sudah mules

“Ish jorok banget lo.” balas Rania

Nanda langsung lari meninggalkan Rania. Sedangkan Rania, gadis itu melangkahkan kaki nya menuju kantin yang dekat dengan fakultasnya. Setelah sampai di kantin, Rania segera memesan makanan dan mencari bangku yang kosong.

Sebenarnya, kantin tidak ramai hanya ada beberapa mahasiswi yang ada di kantin. Namun, karena stok bangku nya yang sedikit membuat mereka selalu saingan. Tapi kali ini, ada beberapa bangku yang kosong.

“Es jeruk dan air putih, sesuai pesanan neng Rania. Makanannya ditunggu ya neng,” ucap si pemilik pedagang mie ayam yang mengantarkan minuman pesanan Rania

Rania tersenyum, “Makasih ya mang,”

Pria itu mengangguk, dan kembali ke tempatnya.

BRAKK!

Rania terlonjak kaget dengan gebrakan meja di tempatnya. Dia mendongak untuk menatap siapa pelaku nya, dan ternyata Marcel. Gadis itu terlihat emosi, apalagi tatapannya yang sangat sinis dan tangan yang terkepal erat.

Rania berdiri dari duduknya. Dia menatap Marcel dengan tatapan seperti biasa, “Ada apa?” tanya Rania dengan santai yang membuat Marcel semakin emosi

“Lo tanya ada apa? Lo masih bisa bertanya seperti itu? Mikir dong anjing! Lo udah hasut suami lo buat narik saham nya di perusahaan bokap gue, membuat perusahaan bokap gue ada di ambang kehancuran. Lo seneng kan? Lo seneng kan anjing?! Ini rencana lo kan? Selamat lo berhasil. Lo sialan.” maki Marcel

Perusahaan bokap Marcel hancur? Rania terkejut mendengar itu. Dia tidak tahu apa apa tentang perusahaan bokapnya Marcel, bahkan mengetahui perusahaannya saja tidak. Lalu apa ini?

“Dan ya, pantes Jeno ninggalin lo karena lo adalah wanita licik yang kotor.” sambung Marcel

“Gue licik? Apa gue harus menjelaskan semua kesalahan lo? Oke. Pertama, lo menyebarkan fitnah membuat seluruh mahasiswa ngebully gue. Kedua, gue tahu lo yang membesarkan masalah gue dengan Jeno, karena gue yakin Jeno orang nya bukan seperti itu. Ketiga, lo yang nabrak gue.—”

Tangan Marcel sudah terangkat untuk menampar pipi putih Rania, namun tangan kekar itu mencekal tangan Marcel dengan erat membuat Marcel meringis kesakitan.

“Mas Gala?” gumam Rania ketika melihat kehadiran suami nya.

“Hentikan semua omongan dari mulut sialan anda. Saya tahu semua kelakuan anda terhadap istri saya, dan saya akan melaporkan ini kepihak berwajib. Seperti nya dengan menghancurkan perusahaan ayah anda belum cukup ya? Gibran, urus surat pengeluaran dosen yang bernama Astrid Gergio.”

Marcel menarik tangannya dari cekalan Gala, karena itu menyakitkan. Dia membulatkan matanya mendengar apa yang pria di depannya katakan. Marcel tersenyum sinis, “Oh, suami Rania? Berapa sih bayaran cewek itu? Sebagus apa sih tubuh nya sampai anda mau berbuat bodoh seperti ini?”

“TUTUP MULUT SIALAN ITU!” bentak Gala membuat Marcel bungkam karena takut dengan aura yang Gala berikan. “Gibran, cepat panggil polisi dan hancurkan semua bisnis keluarga Gergio.” putus Gala

Rania menarik pelan jari teluntuk Gala, siapapun yang melihat itu pasti akan merasa gemas dengan tingkah gadis ini tapi Gala sedang emosi sekarang. Gala membalikkan badannya, menatap istri nya.

Rania menggelengkan kepalanya, “Jangan ya? Kamu terlalu berat menghukum Marcel. Gak usah ya?” pinta Rania dengan tatapan yang memohon

Gala mengelus rambut halus Rania, tangannya berhenti di pundak Rania. “Sudah makan? Kalau belum, kita makan di luar, mau?” ajak Gala

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang