Malam ini, Gala dan Rania sudah tiba di Jakarta. Mereka menghabiskan beberapa hari terakhir untuk liburan berdua, karena Rasi dan Gibran telah lebih dahulu terbang ke Jakarta. Mereka memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk liburan. Bahkan Rania, dia merasakan hal yang berbeda dari Gala. Perubahan sifat Gala benar benar membuatnya bergetar. Apakah Gala benar benar mencintainya?
“MAMA!”
Rania tersenyum senang melihat putra nya yang berlari ke arahnya. Damian memeluk Rania dengan erat, melepaskan semua kerinduannya.
Damian melepaskan pelukannya. Rania menatap Damian, rambut pirang anaknya ini sudah panjang, hampir menutupi mata nya. “Hey! Mama udah nyuruh kamu potong rambut lho. Kenapa masih belum disuruh potong?” tanya RaniaDamian melirik Mesa sekilas, lalu kembali menatap Rania. Damian tidak menjawab, dia hanya menyengir menampilkan gigi nya yang rapi.
“Dia gak mau cukur sama Mama, mau nya sama kamu. Gitu kan?” timpal Mesa
Damian mengangguk, “Aku mau sama Mama potong rambutnya.”
“Oke, besok ya?”
Damian mengangguk semangat.
“Sekalian sama suami kamu juga, Mama gak suka liat Gala panjang rambutnya.” tambah Mesa
Gala menatap Mesa, “Iya, besok aku potong rambut.”
Mesa terkekeh pelan, dia mengacungkan jempolnya. “Bagus.”
“Yaudah, kalian ke atas aja, istirahat. Pasti capek kan? Damian, ayok Oma anter ke kamar,” ajak Mesa
Damian menggelengkan kepala nya, “Aku mau tidur sama Mama, Oma.” tolak Damian
“Mama Rania tidur sama Daddy!” sewot Gala
Rania menggeplak lengan Gala. “Ish, kita bisa tidur bertiga. Ayok, Mian kita tidur.” ajak Rania, Damian mengangguk. “Mama, aku ke atas dulu ya.” pamit Rania
Mesa mengangguk, “Iya sayang, istirahat ya.”
Rania mengangguk.
Kepergian Rania, menyisakan Gala dan kedua orang tua nya.
Fadly terkekeh melihat wajah Gala yang ditekuk. “Belum gol juga Gal?”
“Diem, Pa!”
“Kasian ya Pa?” tanya Mesa
Fadly mengangguk.
Gala langsung berdiri, menyusul Rania ke kamarnya.
*****
Gala keluar dari kamar mandi. Dia melihat Damian sedang menceritakan hari - hari nya kepada Rania, Damian terlihat sekali sangat excited. Hal ini baru pertama kali Gala lihat, karena Gala tidak sedekat itu dengan Damian. Gala menarik ujung bibirnya, Rania membuatnya merasakan hal yang belum ia rasakan.
Gala melangkahkan kaki nya, dia duduk di pinggir ranjang, membuat Rania dan Damian menghentikan obrolannya.
“Wangi banget, Mas,” puji Rania
Gala menaikkan halisnya untuk membalasnya.
“Pakai baju Mas, udara nya lagi kurang baik kamu bisa sakit.” saran Rania
“Ambilin,” pinta Gala
Rania membuang nafasnya, “Mian, tunggu ya, Mama ambil dulu baju buat Daddy.” ucap Rania
Damian mengangguk
“Kamu gak nagih oleh - oleh ke Daddy? Biasanya kamu selalu nagih oleh oleh ke Daddy.” tanya Gala memecahkan keheningan diantara mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Duda
RomanceDijodohkan dengan duda anak satu adalah hal yang jauh dari ekspetasi Rania. Dengan paksaan orang tua, dia harus menerima perjodohan ini dengan pria kaku. Apalagi, suami dan anak tiri nya memiliki karakter yang sama yaitu sama sama kaku. Pernikahan...