59 - Selamat

111K 8.1K 253
                                    

Gala duduk dengan lemas. Keadaan Rania sangat drop, terpaksa harus melakukan tindakan operasi caesar. Tekanan darah yang tinggi dan kondisi yang sangat lemah, tidak memungkinkan untuk Rania lahiran normal. Banyak sekali kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi jika di paksakan.

Mesa, dia tidak berhenti menangis. Selain karena kehilangan sahabat sekaligus besannya, dia juga sedih melihat Rania harus di operasi. Fadly berusaha menenangkan istri nya, supaya tidak terus menangis.

"Daddy!"

Gala menoleh, dia melihat Damian berlari ke arahnya. Gala langsung memeluk tubuh kecil Damian dengan erat, dia butuh pelukan saat ini. Banyak sekali ketakutan yang Gala rasakan saat ini. Gala ingin menangis dengan keadaan seperti ini karena istri nya berjuang sendirian di dalam sana.

"Mama baik - baik aja kan, Dad?" tanya Damian

Gala mengangguk, dia mengelus pundak Damian. "Mama pasti baik - baik aja, Mama kan hebat." jawab Gala

Gala mendudukan Damian di atas pangkuannya. Dia menenggelamkan kepala nya di pelukan Damian, Gala sangat takut sekarang. Seolah - olah mengerti dengan keadaan, Damian mengelus kepala Gala dengan perlahan. Tangan mungil itu sesekali menepuk halus, berharap semua nya baik baik saja.

3 jam berlalu, tapi operasi belum selesai. Gala semakin gelisah, bahkan kini tangannya terasa dingin.
Rembulan, ayok berjuang sayang. gumam Gala di dalam hati nya

Ruang operasi terbuka. Gala langsung berdiri dan menghampiri dokternya.

"Dok, gimana keadaan istri saya?" tanya Gala 

Dokter melepaskan maskernya, dia tersenyum ke arah Gala. "Selamat anda memiliki putri yang cantik. Dengan berat 2,6 kg dan panjang 45 cm." ujar Dokter

Air mata Gala sudah tidak bisa ditahan lagi. Gala tersenyum, "Terimakasih Dok, keadaan istri saya bagaimana?" tanya Gala

"Kondisi istri anda sangat lemah, untuk itu memerlukan perawatan yang intensif. Istri anda ada di ruang ICU, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri anda." jelas Dokter

Gala membuang nafasnya dengan berat. Rania, dia harus berjuang sendirian lagi di dalam sana. Dokter pun pamit meninggalkan Gala dan keluarganya.
Gala menatap Mesa, dia memeluk Mama nya dengan sangat erat. Dia takut kehilangan Rania.

"Gapapa, sayang. Mama yakin Rania kuat, dia pasti sembuh. Dia cuma butuh perawatan intensif aja, besok pasti usah sehat. Percaya ya? Istri abang itu kuat." tutur Mesa sambil mengelus punggung Gala

"Gala, kamu harus percaya putri Ayah itu kuat. Dia gak akan ninggalin kamu, Gal." timpal Haikal

Gala melepaskan pelukannya. Dia menatap Haikal, lalu mengangguk pelan. "Aku mau nemui putri aku dulu, Ma. Titip Damian,"
Gala melangkahkan kaki nya meninggalkan keluarganya.

****

Gala tersenyum. Putri nya sedang tidur, dia terlihat sangat cantik seperti Rania. Gala sangat bersyukur, putri nya lahir dengan keadaan yang sehat dan sempurna. Rania pasti akan bahagia melihat putri nya sudah terlahir ke dunia dengan selamat.

"Girl, doain Mama Rania ya? Dia lagi berjuang di dalam sana. Bantu kuatin Mama ya? Biar bisa ketemu Mama." monolog Gala

Gala terkejut, putri nya menangis. Pertama kali nya, dia mendengar suara putri nya. Pertama kali nya, dia melihat putri nya menangis. Apakah dia mengerti ucapan Gala? Apakah dia sedang menangisi Mama nya?

"Mohon maaf Pak, silahkan anda keluar,  kami akan mengecek kondisi putri anda." celetuk perawat yang membuat Gala terkejut

Gala langsung keluar dari ruang inkubator. Dia melangkahkan kaki nya menuju ruang ICU, dia ingin sekali melihat keadaan Rania. Jika diizinkan, Gala juga ingin membawa putri nya kehadapan Rania.

"Ada perkembangan?" tanya Gala

Mesa menggelengkan kepalanya, "Dokter belum keluar dari dalam sana."

"Damian kemana?"

"Ke kantin sama Misha, dia belum makan."

Gala duduk di sebelah Haikal. Jika di lihat, mata Haikal menurun dengan sempurna kepada Rania. Hidungnya pun, sangat mirip dengan Rania. Gala terkekeh, istri nya cantik ternyata menurun dari Ayahnya. Tapi, kelakuannya lembut menurun dari Bundanya.

"Gala, gimana kondisi Rania?" tanya Iren yang baru saja datang.

"Dia ada di ruang ICU, Rania buruh perawatan yang intensif, kondisi nya sangat lemah." jelas Gala

Iren membuang nafas dengan berat, "Lalu kondisi bayi nya?"

"Putri kami sehat, dia sekarang di ruang inkubator."

"Tante mau lihat putri kalian ya," izin Iren

Gala mengangguk.
Rania, pasti mereka terpana lihat hasil kerja sama kita, ayo bangun sayang. gumam Gala

****

Setelah 2 hari Rania membutuhkan perawatan yang intensif, kini dia sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Lengkungan di wajah Gala tidak pernah luntur ketika mendapatkan kabar bahwa istri nya sangat hebat. Dia berjuang sendirian di dalam sana, kini istri nya berhasil melewati itu. Rembula-nya hebat.

Gala menunggu Rania bangun dari istirahatnya. Dia terus memandang wajah damai Rania, dia sangat merindukan istri nya. Karena 2 hari yang lalu, dokter selalu membatasi Gala untuk bertemu dengan Rania.
Tangan Gala terulur untuk mengelus kening Rania, dia bersyukur memiliki istri seperti Rania.

Rania membuka mata nya perlahan, dia menatap Gala yang berada di sebelahnya. Gala tersenyum, "Sudah bangun? Mas panggil Dokter dulu," ucap Gala lalu di berdiri dan pergi keluar untuk memanggil Dokter.

Gala kembali bersama dengan seorang Dokter yang menangani Rania. Dokter pun memeriksa kondisi Rania, dan dia mengatakan kondisi Rania kini sudah membaik, kini mereka tinggal menunggu masa pemulihan setelah itu Rania boleh pulang. Setelah itu Dokter meninggalkan ruang inap Rania.

"Rania, kamu inget Mas gak?" tanya Gala

Rania terkekeh pelan, lalu dia menggelengkan kepala nya. "Engga," jawab nya dengan suara yang lemah.

Gala duduk di sebelah Rania, dia memegang tangan Rania. Gala mencium punggung tangan Rania. "Makasih, makasih sudah berjuang. Makasih udah mau bertahan disini sana kita. Kamu hebat, kamu ibu yang hebat. Mas bangga sama kamu. Mas gak mau kehingan kamu Ran, sakit rasanya liat kamu seperti kemarin. Tetap bertahan ya? Jangan nyerah, kamu punya Damian, Mas dan putri kecil kita." tutur Gala dengan suara yang parau menahan air mata yang ingin keluar.

"Mas Gala..."

Gala menggelengkan kepala nya. "Mas gak ngizinin kamu nyerah sayang, ayo kita berjuang membesarkan Damian dan putri kita. Ayo kita lihat pertumbuhan mereka."

Rania tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap air mata Gala yang membasahi pipi suami nya. "Makasih udah jadi Daddy yang hebat untuk Damian, suami yang hebat untuk aku dan Papa yang hebat untuk putri kita."

"Mau peluk, tapi susah." rengek Gala

Rania terkekeh, dia merenggangkan tangannya lalu Gala memeluk Rania. "Mas sayang kamu. Cinta juga, cinta bangettttt."

"Alay." komen Rania

Gala melepaskan pelukannya, dia menatap sinis Rania."Kok gitu? Kamu gak tau gimana rasa nya jadi Mas 2 hari yang lalu. Liat kamu gak sadar, terus banyak peralatan medis di tubuh kamu terus putri kita nangis pengen liat Mama nya. Dan sekarang-"

"Mas, kok jadi dramatis sih?"

Gala terdiam.

"Aku juga sayang Mas Gala."

Gala tersenyum.

"Mas mau liat baby moon, boleh?"

"Boleh, nanti Mas bawa kesini ya."

Bersambung

maaf ya kalau berantakannn🙏

Salam
pacarnya Jaemin ❤️

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang