40 - I'm jealous (2)

226K 16.8K 394
                                    

“Minggir, Mas!”

Gala menggelengkan kepala nya, dia mengeratkan pelukannya. “Gak mau. Akhir - akhir ini kamu menjauhi saya,” tolak Gala

Rania membuang nafasnya, dia lelah terus membujuk Gala untuk melepaskan pelukannya. Ketika Rania meminta untuk melepaskannya, Gala akan semakin mengeratkannya. Gala menyebalkan.

“Aku mau ngabarin David, kamu minggir dulu.” suruh Rania dengan nada yang kurang bersahabat. Bagaimana tidak kesal, pagi pagi sekali Gala sudah membuatnya kesal.

“Gak, gak boleh. Tidur aja. Waktunya masih banyak.” tolak Gala

“Yaudah, kamu aja yang tidur, aku mau mandi.“ bantah Rania

“Nanti aja, masih pagi pasti dingin. Nanti kamu sakit, Ran.”

Rania pasrah. Gala keras kepala. “Kan ada air hangat. Kita bukan di hutan, jadi gak usah banyak alasan. Kamu minggir!”

Dengan perasaan yang berat, Gala melepaskan pelukannya membiarkan Rania berdiri dari tidurnya.
Gala bangun, dia menyenderkan punggungnya di kepala ranjang, menatap tubuh kecil itu yang masuk ke dalam kamar mandi.

“Sialan, dia lucu kalau marah.” gumam Gala sambil mengacak ngacak rambutnya

****

Suara langkah kaki itu membuat Gala, Rasi dan Gibran mengalihkan pandangannya menatap Rania yang sedang menuruni anak tangga. Rania menggunakan sweater, celana jeans dan sneakers yang senada dengan sweater nya. Rambutnya di kepang dua membuatnya terlihat cantik, ditambah dia menggunakan topi baseball.

“Sudah?” tanya Gala

Rania mengangguk. Tidak ada raut wajah kesal dari wajah Gala meskipun dia sengaja berdandan dengan sangat lama, meskipun penampilannya sangat simple, bahkan sangat berbeda dengan penampilan tiga orang di depannya yang terkesan formal.

“Selamat pagi, Bu Rania. Penampilan anda sangat keren, saya suka.” puji Rasi dengan senyuman ramah

Gibran sedikit membungkukkan tubuhnya, “Selamat pagi, Bu. Benar dengan ucapan Rasi, anda terlihat keren.”

Rania hanya tersenyum tipis

Gala menggenggam tangan istri nya, lalu melangkahkan kaki nya bersama. “Saya tidak akan jenuh meskipun kamu dandan berapa lamapun, karena saya selalu suka dengan penampilan kamu.” bisik Gala tepat di telinga Rania

******

Gala telah selesai meeting. Wajahnya terlihat sangat ceria, bahkan seluruh karyawannya bisa melihat senyuman dari wajah tampan Galandra. Sangat jarang untuk mereka bisa melihat atasannya tersenyun seperti itu, karena Gala selalu memasang wajah dingin dan datarnya.

Gala membuka pintu ruangannya. Tatapannya fokus kepada gadis yang sedang tidur di sofa panjang dengan posisi tengkurap. Gala sedikit terkekeh, dia melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Rania.

“Rania,” panggil Gala

Tangan Gala terulur untuk mengelus pipi mulus Rania. “Rembulan,”

Perlahan, mata itu terbuka. “Mas Gala?” beo Rania, dia langsung duduk. “Udah selesai?”

Gala mengangguk. Gala duduk di depan pangkuan Rania, dia menyimpan kepalanya di pangkuannya Rania. “Saya mau cerita, kamu mau dengar?” tanya Gala

“Iya,”

“Seperti nya proyek yang saya jalankan cukup membuat saya yakin bahwa proyek saya akan berjalan lancar. Ran, saingan untuk mendapatkan proyek ini cukup sulit. Saya merasa kurang percaya dengan skill saya,” keluh Gala

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang