18 - My Time

243K 17.8K 523
                                    

“Rania,”

Gala mengelus kepala Rania, dia menatap wajah damai Rania yang sedang tidur. Bibir mungil itu sedikit terbuka dengan nafas yang beraturan. Gala menatap meja yang berantakan, Gala menyipitkan matanya ketika melihat kertas yang banyak sekali coretan.

Gala mengambil kertas itu, dia terkekeh ketika melihat coretan besar di kertas itu. Ternyata, skripsi-annya terdapat banyak coretan untuk direvisi. Seperti dari penggunakaan kata yang kurang tepat, typo dan masih banyak lagi

“Rania,”

Rania membuka mata nya ketika merasa ada seseorang yang mengusik tidurnya, dia menyesuaikan mata nya dengan pencahayaan dari ruangan ini. Mata Rania terbuka sempurna ketika di depannya ada Gala.

Rania langsung bangun, dia duduk. Rania menatap Gala, “Ma-mas Gala, udah pulang?” tanya Rania dengan sedikit gugup

Gala mengangguk, lalu duduk di sebelah Rania. “Keadaan putra saya bagaimana?”

“Damian baik, mas. Dia udah gak rewel seperti kemarin, cuma ya masih ada rewel sedikit. Besok jadwal Damian buka jaitan, tapi aku minta mama untuk sore aja kerumah sakitnya biar aku juga ikut.” jelas Rania

Hari ini Gala lembur, dia sudah berkata saat pagi tadi. Bahkan dia juga melewatkan sarapannya karena ada pekerjaan yang menunggunya. Jam 11 malam Gala baru selesai dengan pekerjaannya, dia sampai di rumah pukul 12 malam dan melihat Rania tidur di sofa.

“Kenapa tidur disini?” tanya Gala

“Ketiduran, sekalian nungguin mas dan ngerjain skripsian aku.”

“Pintu tidak di kunci, jendela terbuka, dan pagar rumah terbuka lebar. Gimana kalau ada maling masuk? Apakah kamu bisa menjamin keselamatan kamu?”

Rania menundukkan kepalanya, lalu mengangkat wajahnya dengan tatapan sendu untuk meminta keprihatinan Gala.

Melihat tatapan itu, Gala lemah. Dia membuang wajahnya ke samping, lalu kembali menatap Rania. “Jangan ceroboh, saya tidak bisa menjamin keselamatan kamu. Tapi cobalah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.” pesan Gala

Rania mengangguk

“Sekarang tidur, bereskan semua ini.”

Rania mengangguk

*****

“Pakai jaket nya yang benar, tante gak tanggung jawab kalau kamu masuk angin.” peringat Rania

Damian mengangguk, Rania membantu Damian untuk menggunakan jaketnya. Rania mengusap kening anak itu.

Hari ini, rencana nya mereka akan pergi ke pasar malam sesuai ajakan Rania waktu ini. Keadaan Damian sudah sangat membaik, bahkan anak laki - laki itu sudah kembali kerumah. Sesuai permintaan Damian, Gala pun ikut menemani mereka seperti biasa dengan bujukan yang sangat sulit.

“Sudah siap?”

Damian mengangguk, “Siap tante,”

“Jangan takut ya nanti naik wahana nya tante akan tinggalin kamu kalau kamu takut.” kelakar Rania

Damian dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Oke.” balas Damian

Rania terkekeh, “Let's go! Daddy kamu udah nunggu di depan.”

Rania masuk ke dalam mobil, dia duduk di jok belakang begitupun dengan Damian yang ikut - ikutan. Rania mengerutkan keningnya seolah bertanya 'kenapa kamu  disini?'

“Aku mau sama tante Rania.” putus Damian

Gala membuang nafasnya, dia sedikit berdecak lidah. Lagi dan lagi dirinya seolah olah menjadi supir. “Saya tidak akan berangkat sebelum salah satu dari kalian duduk di depan.” tegas Gala

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang