35 - My Happiness

228K 18.6K 1.6K
                                    

Rania menatap Jeno, dia sedikit membasahi bibir nya yang terasa kering. Satu hal yang baru Rania sadari, ada perasaan berbeda ketika dia berada di dekat Jeno. Entah, karena hubungan mereka yang ada masalah atau memang sudah waktunya perasaan ini berubah dengan seiring nya waktu.

"Harusnya kamu ngerti Jen, selama aku dekat sama kamu, aku cinta sama kamu, Jeno. Tanpa kamu sadari, meskipun aku menikah di pikiran aku tetap kamu, kamu dan kamu. Bahkan, disaat menikah pun dunia aku masih tertuju kepada kamu, Jeno. Kamu adalah orang yang selalu buat aku merasa bersalah setiap aku mengingat pernikahan aku. Sakit, ya Jen."

Jeno menatap Rania, tatapan teduh itu masih menjadi favoritnya namun kali ini berbeda, tatapan itu tersirat kekecewaan meskipun Rania mengatakan sudah memaafkannya.

"Seperti yang kamu bilang, aku bahagia sama suami aku. Seperti yang kamu lihat cara dia melindungi aku, bikin aku merasa aman. Jeno, jika kamu adalah pria yang menyakiti aku. Maka, suami ku adalah pria yang mampu membuat ku bahagia."

Rania menarik bibirnya untuk tersenyum mengingat perilaku Gala yang berubah. Pria itu menjadi lebih lembut dan memperlakukan Rania dengan baik.

Jeno membuang nafasnya. Munafik, jika Jeno mengatakan tidak sakit mendengar ucapan itu. "Kamu mencintai dia?" tanya Jeno

Rania menarik ujung bibirnya lebih lebar, "Tidak ada alasan untuk aku gak mencintai mas Gala, Jen." jawab Rania

Jeno mengangguk. Sial. Ini sakit. Sangat sakit.

"Jeno, aku berhenti untuk mencintai kamu. Duniaku, bukan kamu lagi Jen, tapi suami ku. Aku harap kamu mengerti, ini terakhir kali kita berinteraksi seperti ini."

Dengan berat hati, Jeno mengangguk. "Ran, kita berteman?"

Rania tersenyum tipis, dia mengatahui arti dari raut wajah Jeno. Pria itu belum sepenuhnya mengikhlaskan Rania dan pria itu masih mengharapkan Rania, namun Jeno terlihat sungguh - sungguh untuk belajar mengikhlaskannya.

Disisi lain. Gala mengepalkan tangannya melihat video yang dikirim oleh orang suruhannya. Nafas Gala menjadi berat, tatapannya berubah menjadi tajam, apalagi ketika melihat Jeno memegang tangan Rania sambil bertulut di hadapannya.

"Sial." umpat Gala kepada pria yang terus mengutarakan penyesalannya

"Tidak ada alasan untuk aku gak mencintai mas Gala, Jen."

Gala membulatkan mata nya ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Rania. Gala mem-pause video nya, tiba - tiba saja seluruh emosi nya hilang begitu saja. Gala merasa sesuatu yang aneh dalam dirinya, Gala menarik bibirnya untuk tersenyum tipis.

"Tadi Rania bilang apa?" monolog Gala, dia memundurkan video nya ke detik dimana Rania mengucapkan kalimat yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

Gala tersenyum lebar. Dia terus mengulang kalimat itu, rasanya sangat senang ketika mendengar kalimat itu keluar dari bibir tipis Rania.

"Tidak ada alasan untuk aku gak mencintai mas Gala, Jen."

"Tidak ada alasan untuk aku gak mencintai mas Gala, Jen."

"Tidak ada alasan untuk aku gak mencintai mas Gala, Jen."

"Sialan kamu Ran, bikin saya seperti ini." gumam Gala sambil terus tersenyum lebar.

*****

"Rasi, ada mas Gala?" tanya Rania kepada sekertaris Gala

Rasi berdiri dari duduknya, dia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memberi penghormatan kepada istri boss-nya. "Selamat siang, bu Rania yang hari ini sangat cantik. Btw bu, selamat ya atas kelulusan sidang skripsi nya. Ibu hebat." ucap Rasi sambil tersenyum

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang