25 - Care

231K 17.8K 286
                                    

“Gimana dengan keadaan kamu?”

Dr. Danar menatap Gala yang duduk di depannya. Baru saja kemarin pria itu mendatangi nya karena emosi nya tak terkontrol lagi, kini pria itu datang kembali tak sesuai dengan jadwal yang dia berikan. Orang yang punya uang emang bisa melakukan apapun.

“Baik.”

“Apa yang membuat kamu datang lagi kemari? Bukannya saya sudah mengatur jadwal untuk kamu?” tanya dr. Danar

Gala mengangguk, “Saya kepikiran sesuatu. Saya ingin bertanya, tapi saya bingung harus kepada siapa.” ungkap Gala

“Apa?”

“Apakah wanita yang usia nya di bawah kita, memiliki kesabaran yang besar?” tanya Gala

Dr. Danar mengerutkan keningnya. “Maksud kamu?”

“Seperti cerita saya kemarin, saya melukai lagi istri saya karena emosi saya tidak terkontrol. Tadi pagi saya menemui istri saya, saya pikir dia akan tetap marah tapi tidak, dia malah bersikap lembut seperti biasa dan menjelaskan semua nya.” jelas Gala 

“Dan itu yang membuat saya heran. Apakah wanita yang usia nya dibawah kita memiliki kesabaran yang besar?” sambung Gala

“Berapa usia istri kamu?”

“Mungkin antara 21 atau 22 tahun,”

Dr. Danar tersenyum simpul, “Bukan, bukan karena dia berusia dibawah kamu. Tapi karena dia, wanita baik yang memiliki kesabaran yang besar. Galandra, tidak semua wanita bisa sesabar dan setahan wanita kamu. Kamu beruntung memiliki wanita seperti dia. Saya ingin bertanya, boleh?”

Gala mengangguk

“Apakah di pernah marah kepada kamu setelah kamu membuatnya terluka?”

Gala menggelengkan kepala nya, “Enggak, dia selalu diam dan setelahnya akan bersikap seperti biasa.”

Dr. Danar bisa melihat tatapan berbeda dari Gala, pria itu sedikit bergairah ketika menceritakan tentang wanitanya. “Galandra, dari jawaban kamu saya sudah bisa menyimpulkan sikapnya. Dia wanita yang baik, jangan lukai dia. Saya harap dengan terapi yang sering kamu jalani ini bisa membuat kamu sembuh kembali atau setidaknya kamu bisa menahan emosi kamu.”

“Saya kemarin menambahkan dosis ke obat kamu, gimana?”

“Cara kerja nya cepat, saya dengan cepat merasa tenang tapi saya mudah mengantuk.”

“Itu emang efeknya, minum dengan teratur.”

Gala mengangguk

****

Gala telah selesai membersihkan luka yang ada di kaki Rania. Pria itu menatap mata teduh gadis di depannya, ingatannya berputar kepada kejadiaan - kejadiaan dimana dirinya telah menyakiti gadis ini. Gadis di depannya sangat baik, entah makhluk Tuhan seperti apa gadis di depannya, dia sangat baik.

Gala tidak pernah duduk se-santai ini dengan Rania. Gadis di depannya pun terlihat tenang dengan drama korea yang sedang dia tonton. Gala tidak begitu menyimak drama nya, dia lebih fokus ke gadis di sebelahnya.

Malam ini, Rania menggunakan piyama tidur polos berwarna biru. Rambutnya tergerai indah, membuat Rania sangat cantik.
Rania mengajak Gala untuk menonton, karena gadis itu tahu, Gala tidak ada kerjaan apapun.

“Saya ingin bertanya,” celetuk Gala yang akhirnya membuka pembicaraan setelah terdiam beberapa menit.

Rania menoleh, dia langsung mengambil remote lalu menekan tombol volume untuk mengecilkan suaranya. “Iya, apa?” tanya Rania

My Favorite DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang