Follow @Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣"Terkadang, orang yang kita kenal punya rahasia sendiri yang nggak mau diganggu, sekalipun sama orang terdekatnya. Mungkin ibu kamu orang seperti itu, Angkasa. Menutupi semuanya supaya kamu nggak terluka."
•
"Lain kali kita jangan ribut di luar lagi. Nanti dimarahin Bibi Neta," bisik Dika yang langsung diangguki oleh Langit dan Angkasa.
"Bibi Neta napa galak banget ya, Bang. Padahal Bibi cantik."
"Udah-udah, sekarang kita harus siap-siap buat sekolah. Langit ikut Abang atau enggak?" tanya Angkasa mengalihkan pembicaraan mereka seraya mengganti pakaiannya. Sedangkan Dika sudah siap dan hanya tinggal menunggu kedua kakak beradik itu saja sembari membaca ulang pelajarannya.
"Langit tinggal aja, badannya masih panas gitu, nanti malah nggak sembuh sakitnya." Bukan Langit yang menjawab melainkan Dika.
"Kamu sakit?" Angkasa langsung mengecek suhu tubuh sang adik yang ternyata memang panas dan baru menyadari wajah pucatnya.
"Langit sakit gala-gala ndak ada ketemu Abang," adunya seraya memeluk Angkasa erat.
"Jangan drama, masih pagi juga. Lagian kalian hobi banget sakitnya barengan."
"Abang Dika ili, ya?" ledek Langit berhasil membuat Angkasa tertawa.
Dalam kondisinya yang sedang sakit saja Langit masih terlihat menggemaskan.
"Kalo Langit ndak ikut Abang. Abang janji pulangnya cepat ya, Langit titip salam buat Abu sama Ibu baik."
"Iya, Abang janji. Sekarang Langit istirahat ya, Abang pergi dulu." Angkasa membaringkan tubuh adiknya di ranjang, tak lupa juga menyelimuti tubuh kecil itu.
Sebelum dia dan Dika benar-benar pergi, Langit melambaikan tangan pada keduanya lengkap dengan senyum ceria yang menghiasi wajah pucatnya.
"Hati-hati Abang!"
YOU ARE READING
Langit Angkasa [SELESAI]
Ungdomsfiksjon[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Bagi Langit, anak laki-laki berlesung pipi itu, Angkasa adalah segalanya dan begitu pula sebaliknya. Di saat anak lain sibuk mengadu pada kedua orang tuanya-keluarga. Langit dan Angkasa hanya memiliki satu sama lain untuk s...