20 • Rumah baru, luka baru

1.2K 176 120
                                    

Follow Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

"Makasih udah bawa Langit balik lagi ke lumah Ayah sama Ibu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Makasih udah bawa Langit balik lagi ke lumah Ayah sama Ibu. Tapi, Langit ndak mau gini. Abang Angkasa halusnya juga ada di sini sama Langit ...."

"N-nggak mungkin ... Langit nggak mungkin pergi gitu aja. I-ibu juga nggak bakal cuma jemput Langit, karena Ibu udah janji bakal jemput kami berdua. Bukan salah satunya. Bibi bohong!"

"Ini kamar baru Langit, suka nggak?"

Langit hanya diam, tapi tak urung dia tetap menatap sekitarnya. Warna cat kamarnya yang terang dan cocok untuk ukuran anak-anak, serta kasur besar dengan motif tokoh kartun berhasil membuat mata Langit berbinar. Apalagi beberapa main yang seolah sudah disediakan di sana, membuatnya semakin tidak dapat menahan senyum bahagia.

"I-ini semua, mainan buat Langit?" tanyanya dengan suara bergetar seraya mendekap sebuah mobil-mobilan.

Kedua pasutri itu mengangguk, membenarkan pertanyaan si kecil Langit.

"Ini semua buat Langit," ujar sang wanita.

"Sekarang, Langit istirahat dulu. Nanti kalo ada apa-apa, panggil Ibu atau Bibi aja. Ayah mau balik ke kantor dulu, ada urusan."

"Makasih udah bawa Langit balik lagi ke lumah Ayah sama Ibu. Tapi, Langit ndak mau gini. Abang Angkasa halusnya juga ada di sini sama Langit ...." Tangisnya kembali pecah saat mengingat sosok yang begitu ia sayangi, sekarang tidak ada di sisinya.

Sosok yang selalu menemani, merawat dan melindunginya dalam keadaan apapun.

"Langit mau Abang! Langit mau sama Abang!"

"Duh, Langit jangan nangis lagi ya. Gimana, Mas?" Arumi tampak panik melihat Langit yang kembali menangis. Sedangkan suaminya, Dama terdiam beberapa saat sebelum pada akhirnya mengangkat tubuh kecil Langit.

"Jangan nangis ya, anak Ayah ...." Dama memeluk Langit dan mengusap-usap punggungnya sampai suara tangisan anak kecil itu tidak lagi terdengar. Langit akhirnya tenang dan tertidur lelap.

"Apa kita adopsi juga ya abangnya, Mas?" Arumi menaikan selimut sampai sebatas dada Langit. Mengusap sisa air mata di pipi itu dan menatapnya sendu.

"Kita nggak bisa gegabah, lagian kita cuma ditugasin buat ngerawat Langit. Bos nggak ada nyuruh kita bawa Angkasa 'kan?"

"Tapi 'kan kasian Langit harus pisah sama Abangnya, Mas. Aku nggak tega."

Dama ikut duduk di dekat istrinya, menggenggam tangan itu erat seolah tengah memberikan kekuatan. "Ini cuma pekerjaan, Sayang. Jangan sampai kamu kebawa perasaan, nanti jadinya susah. Langit juga bakal balik sama keluarga aslinya dan kita bukan keluarga aslinya Arumi, kamu tau itu dan aku yakin kamu nggak lupa."

Langit Angkasa [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora