25 • Ada yang hilang

1K 171 23
                                    

Follow Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

"Kalian tidak tahu Angkasa pergi ke mana?"

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Kalian tidak tahu Angkasa pergi ke mana?"

Semua anak-anak yang berada di sana, kompak menggelengkan kepala.

"Cih, anak sialan. Berani-beraninya dia pergi dari sini, tanpa berpamitan. Tidak tahu terima kasih," cibirnya seraya berlalu dari ruangan itu. Meninggalkan mereka semua yang akhirnya bisa bernapas lega.

"Dika, ikut saya."

Sang pemilik nama yang awalnya diam seribu bahasa, langsung menatap aneh bibi di depannya. Tanpa banyak bertanya, Dika mengikuti setiap langkah sang bibi sampai akhirnya mereka herhenti di sebuah kamar yang tidak lain adalah milik Neta.

"Jujur saja, kamu tau 'kan Angkasa ke mana?"

Baru saja melangkah masuk, bahkan belum sempat menutup pintu, Neta sudah duluan menuduhnya.

Dika menghela napas lelah, menggelengkan kepala pelan seraya menatap Neta. "Dika benar-benar nggak tau Bi, Angkasa pergi kemana. Bahkan, dia nggak ada bicara apa-apa setelah tau Langit diadopsi. Bukannya, ini yang Bibi mau, ya? Liat Langit Angkasa sama-sama terluka dan terpisah."

"Jangan sok tau kamu, Dika. Kamu boleh keluar sekarang. Dan ingat, saya nggak butuh nasehat dari anak kecil seperti kamu."

"Mungkin Bibi memang nggak butuh. Tapi harusnya Bibi sadar setelah semua  yang terjadi akhir-akhir ini. Angkasa yang berubah menjadi sangat pendiam dan sangat patuh pada Bibi akhirnya memutuskan untuk pergi, mencari Langitnya kembali.

Angkasa udah nggak tahan Bi, diperlakukan layaknya binatang di tempat ini yang katanya adalah rumah untuk anak-anak sepeti kami. Harusnya dengan perginya mereka, Bibi sadar, tapi kayaknya enggak."

Perkataan Dika benar-benar menusuk relung hati Neta, tapi perempuan itu masih keras kepala tidak mau percaya.

Tepat setelah Dika keluar dari sana, Neta termenung.

"Kenapa juga saya harus memikirkan perkataan anak sialan itu." Neta menatap uang yang berada di tangannya, uang hasil jerih payah anak-anak panti yang memang tidak seberapa.

"Gara-gara Angkasa nggak ada, penghasilan saya jadi berkurang. Awas aja tu anak kalo ketemu, nggak bakal dikasih ampun," gerutunya seraya memasukkan uang tersebut ke dalam sebuah kotak berukuran sedang.

Kotak yang di dalamnya berisi banyak uang hasil kerja anak panti.

Neta memang tidak pernah menggunakan uang mereka, ia hanya menyimpannya di sana tanpa mau menggunakan uang-uang itu. Entah apa maksudnya, hanya perempuan itu yang tahu.

Di luar sana, Dika masih setia berdiri di depan kamar sang Bibi tanpa sepatah kata. Tatapannya terlihat sendu, apalagi saat mendengar umpatan yang Neta ucapkan.

Langit Angkasa [SELESAI]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें