26 • Putus sekolah

907 163 18
                                    

Follow Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

Jika pagi biasa setelah sholat subuh Angkasa selalu belajar dan mempersiapkan diri untuk sekolah, maka sekarang sudah tidak sama lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika pagi biasa setelah sholat subuh Angkasa selalu belajar dan mempersiapkan diri untuk sekolah, maka sekarang sudah tidak sama lagi.

Remaja empat belas tahun itu memutuskan tidak melanjutkan sekolahnya. Fokusnya sekarang hanya pada pencarian adik kecilnya. Lagipula, jika ia tetap bersekolah, maka kemungkinan terbesar ia akan bertemu lagi dengan ibunya.

Sedangkan ia sudah berjanji untuk tidak akan pernah menemui ibunya lagi, karena takut membuat luka lama sang ibu kembali menganga.

Tanpa sadar, justru dirinya sendirilah yang harusnya dikhawatirkan, sebab luka yang Angkasa terima seolah tidak ada habisnya.

Angkasa bergegas menuju agen tisu, rencananya pagi ini ia akan berjualan tisu dan berharap mendapat uang lebih dari hasil kerjanya.

"Biasanya habis pulang sekolah baru jualan, sekarang kenapa milih dari pagi?"

"Angkasa jualan sambil nyari adik Angkasa, Pak," jawabnya lugas seraya menerima sekantong tisu dari orang yang ia panggil 'Pak' itu.

"Memangnya kamu tidak sekolah?"

Angkasa tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Enggak, Pak. Angkasa mau fokus nyari Langit dan ngumpulin uang. Angkasa pamit dulu ya, As--"

"Eh, tunggu dulu. Nih, ada titipan dari istri saya buat kamu. Dimakan ya, katanya spesial buat Langit Angkasa."

Kotak bekal berwarna biru muda yang awalnya berada di tangan sang laki-laki paruh baya, kini sudah berpindah pada Angkasa.

"Beneran buat Angkasa?" tanya Angkasa tidak percaya dan ragu-ragu menerimanya. Kebetulan, pagi ini ia belum mengisi perutnya sama sekali.

"Buat adik kamu juga sebenarnya, tapi karena Langit nggak ada. Buat kamu saja, dihabisin ya. Lagian pagi-pagi gini, kamu pasti belum sarapan 'kan? Istri saya memang sangat perhatian sama kamu, sampai suaminya sendiri saja tidak ia bekali."

Angkasa merasa tidak enak karena telah menerima bekal itu dan berniat mengembalikannya, tetapi kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut laki-laki dewasa di depannya berhasil membuat Angkasa merasa lega.

"Jangan ditolak, saya hanya bercanda tadi. Semangat ya jualan tisunya, semoga juga adik kamu cepat ketemu."

"Aamiin ... terima kasih banyak Pak. Terima kasih juga buat bekalnya. Angkasa pamit dulu, Assalamualaikum."

Langit Angkasa [SELESAI]Where stories live. Discover now