27 • Pertemuan tak terduga

1.2K 190 24
                                    

Follow Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

Satu bulan sudah berlalu dan Angkasa masih sama, menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Langit dan Dika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu bulan sudah berlalu dan Angkasa masih sama, menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Langit dan Dika. Ia juga masih berjualan dan memasang poster milik Langit, meski tidak ada satu orang pun yang mengenali adiknya. Angkasa tetap berharap, ada keajaiban muncul dan bisa mempertemukan dia dan juga Langit nya, sang adik tercinta.

"Makasih, Kak." Angkasa menatap kotak kado besar di tangannya dengan penuh rasa bahagia. Akhirnya, apa yang ia inginkan bisa terwujud juga; membelikan seragam sekolah, pakaian muslim dan keperluan ibadah serta dua buah mainan mobil dan pesawat terbang untuk Langit sudah berhasil ia beli dengan jerih payahnya sendiri.

Waktu satu bulan benar-benar Angkasa gunakan untuk bekerja dengan giat. Bahkan, ia tidak hanya berjualan tisu saja. Angkasa sempat bekerja di sebuah warung makan sebagai pencuci piring, membantu ibu-ibu yang kesusahan saat membawa belanjaan, ojek payung pun ia lakukan dan sekarang Angkasa sudah berhasil memenuhi salah satu list keinginannya.

"Semoga Langit suka," gumamnya seraya melangkah meninggalkan toko yang dulu sempat ia datangi bersama Dika.

Mengingat nama itu, Angkasa kembali merasa dilema. Ia merasa bersalah karena tidak berpamitan pada Dika sampai sekarang.

Semoga kalian baik-baik aja, batin Angkasa. Ia tidak pernah lelah mendoakan dua orang yang dulunya selalu menemani hari-harinya.

Cuaca siang hari yang awalnya sangat cerah, berubah dalam sekejap saja. Awan hitam tampak memenuhi langit, begitu pula dengan rintik yang mulai membasahi bumi. Angkasa bergegas memasukkan kotak kadonya ke dalam tas yang selalu ia bawa, berlari mencari tempat teduh karena hujan semakin lebat.

"Bang Angkasa!"

Spontan Angkasa menoleh, menatap tidak percaya orang di seberang sana. Angkasa langsung berlari, menghampiri sang adik yang juga sama berlari ke arahnya.

"Abang ...." Langit memeluk erat tubuh Angkasa begitu pula sebaliknya.

Keduanya benar-benar merasa bahagia, sebab tidak pernah menyangka bertemu seperti sekarang.

"Langit, maafin Abang," ucap Angkasa terus menerus meminta maaf pada adiknya.

Regan dan Gani yang awalnya sibuk beradu argumen, kini langsung terdiam. Menatap pemandangan mengharukan di sana. Bagaimana keduanya saling memeluk, melepas kerinduan, membuat Regan tersentuh.

"Itu anak lo," bisik Gani menyadarkan Regan yang tanpa sadar sudah meneteskan air mata.

"Angkasa, Langit, jangan hujan-hujanan!" teriak Gani memperingati dua orang di sana.

Angkasa mengangkat tubuh Langit dan menghampiri Gani. Keduanya tersenyum ceria di tengah hujan yang semakin kuat.

"Langit sekarang udah berat ya?"

Langit Angkasa [SELESAI]Where stories live. Discover now