19 • Dialog sahabat

866 148 44
                                    

Follow @Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

"Aku seneng banget, hari ini dapat uang lebih dan semua tisu aku laku! Kamu gimana?"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Aku seneng banget, hari ini dapat uang lebih dan semua tisu aku laku! Kamu gimana?"

"Aku nabungnya lewat kamu. Nanti pas diakhirat panen hasilnya."

Bel pertanda pulang sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Angkasa memutuskan untuk menemani Jingga menunggu ibunya yang katanya akan datang menjemput anak itu.

Setelah percakapan mereka di kelas tadi, semua kembali seperti biasa. Mungkin menurut Jingga, karena Angkasa masih sama. Berusaha baik-baik saja, padahal dia terluka.

"Jingga padahal mau ketemu sama Langit. Dia lucu, gemesin banget pokoknya. Oh iya, Abang sama Langit kemana aja beberapa hari ini? Kenapa nggak masuk sekolah?" celetuk Jingga menatap Angkasa yang langsung memfokuskan tatapan padanya.

"Enggak kemana-mana, Langit sakit. Jadi, aku nggak sekolah," jawab Angkasa yang sepenuhnya memang benar, tapi tentu saja ada bagian yang tidak mungkin dia ceritakan.

Jingga tampak mengangguk, dan Angkasa terkekeh melihat ekspresi yang menurutnya sangat lucu itu. Tanpa sadar, tangannya terulur mengacak rambut indah Jingga.

Sedangkan Jingga yang mendapat perlakuan seperti itu, entah kenapa merasa sangat bahagia.

"Bang Angkasa sakit ya?"

Spontan Angkasa menjauhkan tangannya dan langsung menggeleng. "Enggak."

"Masa iya, dari di kelas tadi loh aneh. Pertama kayak marah sama Jingga, tapi nggak sampai sepuluh menit malah minta maaf. Sekarang senyum-senyum sendiri, jangan-jangan Abang sakit lagi!" seru Jingga diakhiri dengan kekehan karena tidak tahan melihat ekspresi Angkasa.

"Kamu ngatain aku orang gila ya?"

"Eh, enggak! Siapa yang bilang sih. Abang aja sendiri yang ngerasa gitu. Abang Angkasa itu lucu, kayak Langit. Tapi lebih lucuan Langit sih sebenarnya."

"Mau muji aku atau gimana?"

"Ih masa Abang Angkasa gila pujian sih, Jingga nggak nyangka."

Tawa keduanya meledak begitu saja, mungkin mereka merasa aneh dengan obrolan absurd barusan.

"Jingga."

Merasa namanya dipanggil, sang pemilik nama langsung mengalihkan tatapannya dan spontan tersenyum ceria.

"Ayah, Abang!" teriaknya seraya melambaikan tangan.

Restu dan Revan membalas senyuman serta lambaian tangan Jingga.

Langit Angkasa [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt