33 • Batas akhir (End)

2.2K 164 21
                                    

Follow Secrettaa
Jangan lupa vote+komen🐣

Lagi, entah untuk yang keberapa kalinya Regan harus merasakan sesak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lagi, entah untuk yang keberapa kalinya Regan harus merasakan sesak. Dia tampak tenang di luar, terlihat tidak ada yang terluka, tapi hatinya seperti diremas begitu kuat sampai tak terbentuk lagi.

Siapa bilang laki-laki tidak bisa terluka? Bukankah mereka sama saja pada dasarnya adalah manusia yang bisa merasakan sakit.

Jangan ambil dia Tuhan, batinnya terus mengumamkan kalimat itu.

Ketakutan yang beberapa hari ini dia rasakan, sekarang justru benar-benar
menghantam. Meluluhlantakkan pikiran dan hati yang jauh hari selalu ia semangati. Kini, tidak ada lagi yang dirasa selain sakit teramat dalam hati.

Perasaan seorang ayah yang terluka sebab merasa gagal menjadi sosok ayah sesungguhnya, padahal dia sudah menjadi sosok ayah yang luar biasa bagi anak-anaknya. Hanya saja, Regan merasa dia gagal.

"Ayah, Angkasa boleh minta tolong?"

Masih dalam posisi yang sama, Regan menganggukkan kepalanya.

"Bilang, Nak. Angkasa mau minta tolong apa?"

Tidak ada respon dari Angkasa, Regan pun seolah tidak bosan untuk terus memeluk tubuh Angkasa dan sesekali mengecup puncak kepala Angkasa, mengusap punggung sang anak dengan lembut dan penuh kehati-hatian, seolah jika ia bergerak kasar maka Angkasanya akan hilang saat itu juga.

"Ayah, nanti kalo Angkasa pergi, jaga Langit ya. Angkasa titip Langit dan Ibu sama Ayah, jaga mereka."

Spontan pelukan yang awalnya sangat erat itupun terlepas. Regan menatap penuh tanya pada Angkasa yang kali ini juga menatap ke arahnya dengan senyum yang entah kenapa tampak beda.

"Angkasa mau pergi dulu, selamat tinggal Ayah."

Regan semakin mengepalkan tangannya ketika mimpi beberapa waktu lalu kembali berputar di memorinya seolah mimpi itu sangat nyata.

"Angkasa nggak boleh pergi, Nak. Ayah nggak izinin," gumamnya seraya memfokuskan tatapan pada ruangan di depan yang masih tertutup.

Gani dan Dika sama-sama terdiam melihat bagaimana rapuhnya seorang Regan. Sedangkan Cantika dan Langit tampak terlelap.

"Gan... Angkasa kuat, lo harus percaya itu."

"Gue tau dia kuat, tapi gue takut. Gue takut mimpi buruk gue bakal jadi kenyataan yang nggak pernah gue harap bakal terwujud. Gue takut Angkasa beneran pergi ninggalin gue, Gan. Gue takut nggak bisa liat senyum anak gue lagi, gue takut nggak bisa liat binar bahagia dia lagi, gue takut... gue takut kalo Angkasa lebih dulu pergi dibanding gue yang brengsek ini.

Langit Angkasa [SELESAI]Where stories live. Discover now