07. Flee

72.2K 7.8K 41
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Orlaith sedang berada di buritan kapal. Wajahnya terlihat kesal. Bagaimana tidak, Eros berhasil memaksanya naik ke kapal ini dengan cara menggendongnya seperti karung beras.

Eros mengulurkan selimut. Orlaith menerimanya lalu membuangnya ke laut. Lantas mendudukkan diri dihadapan Orlaith. Menyilangkan satu kaki, bersedekap. Netranya menatap Orlaith yang sedang menenggak minuman beralkohol, begitu gelasnya kosong, Orlaith mengisinya lagi dan lagi. Alkoholisme, ini adalah salah satu sisi negatif Orlaith. Wanita ini memiliki ketergantungan emosional pada alkohol.

"Aku sudah memberikan soda untukmu. Kenapa kau memilih minuman beralkohol, Orlaith?"

"Kenapa katamu? Ini kapal milik Kerajaan. Aku bebas melakukan apapun disini. Apalagi menenggak minuman ini!" Sahut Orlaith setengah berteriak, tidak mengindahkan posisinya sebagai anggota Kerajaan dan seorang Putri yang sarat akan kelembutan.

Orlaith menarik napas lalu menghembuskannya dengan kasar. "Kau benar-benar lancang! Tidak hanya memaksa, kau juga mengomentari apa yang aku lakukan!"

"Aku begini atas perintah Yang Mulia." Jawab Eros dengan santai.

"Kenapa kau mengiyakan permintaan papaku? Seharusnya kau menolak! Kau bisa beralasan, sedang ada keperluan, sedang ada tugas, perutmu sakit, kepalamu pusing atau yang lain! Kau juga bukan ajudanku! Dan kau juga memukul kekasihku! Kau ini benar-benar...!!" Cerocos Orlaith seraya menaikkan kedua tangannya, meremasnya dengan gemas. Gemas ingin meremas wajah pria dihadapannya.

"Kau mabuk, Orlaith." Eros tidak menggubris perkataan panjang lebar barusan.

"Tidak!" Orlaith memukul-mukul kepalanya.

"Ah...satu lagi! Kenapa kau memanggil namaku tanpa embel-embel?" Orlaith bertanya dengan mata menyipit. Memang sejak lama ia mengenal pria ini karena papa Eros dan papanya adalah teman dekat. Namun, hubungan mereka tidak dekat dan hanya mengobrol seperlunya.

"Pria tadi memanggilmu 'Orla'. Kenapa kau tidak keberatan?" Eros membahas pria bernama Peter.

Memanggil anggota Kerajaan dengan nama panggilan, nama samaran dan apapun itu— sangat tidak diperkenankan. Eros memang lancang memanggil Orlaith tidak menggunakan embel-embel 'Putri', itu karena dirinya masih terhanyut dengan masa lalunya.

"Dia kekasihku. Aku mengijinkannya." Orlaith setengah bergumam. Menyandarkan punggung, menengadahkan kepala ke atas. Efek alkohol sudah menguasai tubuhnya. Kepalanya sedikit pening, tubuhnya menjadi ringan.

Eros terdiam. Memang saat ini hubungannya dengan Orlaith tidak sedekat itu. Dan benar kata Orlaith, pria bernama Peter adalah orang terdekat Orlaith saat ini.

Hening sejenak. Orlaith tidak bersuara lagi. Eros menatap gerak-gerik Orlaith. Wanita ini sudah pasti hangover.

Eros beranjak dari sana menuju ke dalam kapal. Tidak lama ia kembali membawa selimut. Sudut bibir Eros tertarik— melihat Orlaith dalam posisi meringkuk dan memejamkan mata.

Diletakkannya selimut ke tubuh Orlaith. Eros menggendong Orlaith masuk ke dalam satu-satunya kamar yang berada di kapal yacht ini.

John yang melihat Jenderal Eros masuk kedalam kamar dengan Putri Orlaith terlihat keheranan, Jenderal Eros tidak segera keluar dari kamar. Menurut John ini sungguh tidak wajar. Ditambah dengan gerak-gerik Jenderal Eros sedari tadi. Seharusnya Jenderal Eros tidak perlu memukul Peter. Bukankah tingkah Jenderal Eros seperti orang yang sedang cemburu?

The General's RegretWhere stories live. Discover now