31. Vagarious

44.3K 6.5K 509
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Kedua sosok tersebut berada diruang kendali CCTV untuk mencari tahu kebenaran. Bisa saja ada yang sengaja mengunci Orlaith di dalam bilik. Apalagi Orlaith bilang jika ular tersebut muncul tidak lama setelah Orlaith mendengar bunyi sesuatu.

"Tidak ada orang lain yang keluar atau masuk selama Orlaith berada di dalam toilet." Ujar Oliver keheranan. "Kenapa pintu bisa terkunci?" Imbuhnya karena ia yakin ada seseorang yang sengaja mengunci Orlaith.

Tanpa berkata apa-apa, Eros beranjak dari sana. Pun Oliver mengekori Eros. Keduanya tiba di toilet tempat kejadian perkara. Mata elang Eros memindai keseluruhan tempat ini.

Eros menunjuk arah atas yaitu lubang sirkulasi udara di dalam toilet ini, "Mungkin orang yang mengunci Orlaith masuk lewat sana untuk menghindari CCTV."

Lantas masuk ke dalam kamar mandi mengamati ventilasi disana. "Ular itu dimasukkan lewat ventilasi." Ujar Eros kemudian. Ventilasi tersebut tidak tertutup rapat karena memiliki celah. Pernyataannya jelas berdasar.

Oliver mengagumi kejelian Eros, yang Eros katakan memang masuk di akal. "Jalang rendahan itu..." Desis Oliver karena tidak ada pelaku lain di benaknya selain Alice.

"Cari bukti terlebih dahulu untuk memperkuat tuduhanmu. Jangan berbuat konyol." Peringat Eros.

Oliver tidak menyahuti perkataan Eros.

*****

Wajah Eros terlihat begitu Saada membuka pintu. "Putri Orlaith sedang berada dikamar mandi membersihkan diri, Jenderal."

"Boleh aku masuk?"

"Tentu saja. Silahkan." Pria ini calon suami Putri Orlaith, rasanya tidak mengapa jika membiarkan Jenderal Eros masuk disaat Putri Orlaith sedang membersihkan diri.

"Kalau begitu, saya permisi." Pamit Saada sebelum keluar dari kamar Putri Orlaith.

"Saada, sudah kubilang jangan jauh-jauh dari kamar mandi." Orlaith sedikit berteriak. Begitu ia keluar dari kamar mandi, ia tidak menemukan sosok Saada.

"Saada...?" Panggil Orlaith kembali seraya melangkahkan kaki ke walk in closet untuk berpakaian.

Setelah terkurung bersama ular, hidup Orlaith benar-benar tidak tenang. Ia selalu waspada ketika melangkahkan kaki. Pun sekarang saat ia ingin mengambil gaun yang tergantung rapi disana, benak Orlaith membayangkan jika tiba-tiba ada ular yang muncul lalu mematuknya.

"Darimana saja? Aku sudah memintamu untuk menungguku saat aku mandi, Saada tersayang." Gerutu Orlaith ketika pintu ruangan walk in closet berdecit, pertanda ada seseorang yang baru masuk.

"Sepertinya aku harus memeriksakan diri ke psikolog. Saat dikamar mandi tadi, mataku selalu jelalatan mengamati sekitar, takut jika ada ular bersembunyi. Ah, ular itu membuatku tidak waras. Beruntung aku masih hidup, tidak digigit ular menyeramkan itu. Tidak lucu jika Putri Orlaith yang cantik jelita mati dipatok ular." Beo Orlaith seraya mengenakan gaunnya.

The General's RegretWhere stories live. Discover now