09. Debate

62.8K 6.8K 60
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Matahari berguling makin terik, sosok Orlaith terpaksa membuka mata setelah dibangunkan salah satu maid. Lantas membersihkan diri. Usai bersiap ia melangkahkan kaki menuju ruang kerja King Philips.

"Selamat siang, Your Majesty." Sapa Orlaith begitu tiba dihadapan King Philips.

"Duduklah."

Orlaith mendudukan diri dihadapan King Philips. Hening sejenak. King Philips terus menatap Putrinya. Orlaith sendiri memilih menurunkan pandangan, menunggu King Philips mengawali pembicaraan.

"Ada yang ingin kau tanyakan pada papa? Mengenai Eros mungkin?" King Philips mengawali pembicaraan.

"Lebih tepatnya, meminta Anda agar dikemudian hari tidak memberi perintah pada Jenderal Eros untuk mencari saya." Memangnya apa yang ingin ia tanyakan? Orlaith tidak berminat menyelami segala hal yang berkaitan dengan pria itu, justru dirinya kesal karena pria itu telah membawa anjing demi menyeretnya pulang ke Istana.

"Aku tidak bisa mengabulkannya, Orlaith." Balas King Philips menanggapi.

Orlaith mengurungkan niat untuk membuka mulut ketika King Philips melanjutkan perkataannya.

"Aku menjodohkanmu dengan Eros."

Mata Orlaith melebar, tentu saja ia kaget dengan hal ini. "Apa telingaku bermasalah?" Cicitnya.

"Aku ingin kalian segera bertunangan." King Philips tidak menghiraukan perkataan konyol Orlaith barusan.

"Aku tidak menerima perjodohan sepihak ini!" Ujar Orlaith setelah memastikan pendengarannya berfungsi dengan baik.

"Kau tidak diperkenankan menolak atau memilih, Putriku." Tutur King Philips dengan nada berat dan penuh penekanan.

"Aku muak dengan foto intimmu dengan pria-pria yang selalu tersebar di media! Aku harap, setelah menikah dengan Eros nanti kau dapat berpikir rasional sebelum bertindak. Kau juga akan mengetahui batasan-batasan mana yang harus kau lakukan dan mana yang tidak." Imbuhnya.

Orlaith mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja, "Tidak ada kaitannya, Yang Mulia. Dan, kenapa harus Eros?" Balasnya dengan mata terpusat pada lawan bicaranya. Bukankah yang ia katakan benar? Perkataan King Philips hanya omong kosong menurutnya. Tidak ada dugaan lain, papanya pasti memiliki tujuan tertentu.

"Tidak ada yang lebih pantas mendampingimu selain Eros. Aku sudah memberi Eros kepercayaan untuk mengawasimu serta mengubah kepribadianmu yang liar itu."

"Mengubah?" Orlaith tersenyum sinis. "Kembalikan mama! Maka aku akan menjadi sosok yang Anda inginkan!"

"Dia yang memilih untuk meninggalkan kita!" King Philips sedikit meninggikan suaranya.

"Itu karena Anda tidak memberinya pilihan selain meninggalkan kita, Yang Mulia." Orlaith berkata dengan lamat.

"Bisakah kau mengesampingkan kebencianmu padaku? Aku hanya ingin kau menjaga perilakumu. Kau pewaris takhta setelah aku, Orlaith. Tidakkah kau memahami tingkah liarmu selama ini akan membuat imagemu buruk di mata masyarakat?" Ujar King Philips bersungguh-sungguh.

The General's RegretWhere stories live. Discover now