14. Intimacy

56.2K 6.2K 81
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Eros membawa Orlaith ke rumahnya. Begitu masuk ke dalam, Eros membimbing Orlaith ke ruang tamunya, memaksa Orlaith duduk disofa. Pipinya memerah, mata sayu, wanita ini sedang hangover. Ia memberikan air mineral dan aspirin untuk meredakan hangover. Orlaith pun tidak menolak, segera meminumnya.

"Apa aku perlu merantaimu agar kau tidak kabur dan bertingkah liar lagi?" Eros membungkukkan tubuh, kedua tangannya berada di bahu Orlaith. Netranya menatap lekat wajah Orlaith.

Orlaith terkekeh kecil, "Rantai? Kau menyamakanku dengan anjingmu?"

"Aku serius, Orlaith!"

"Aku juga serius, Jenderal Eros..."

Eros memindahkan satu tangannya ke dagu Orlaith, memaksa agar menghadapnya. "Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak membiarkan tubuhmu disentuh pria lain, kau justru....," Eros tidak melanjutkan perkataannya, terlihat menetralkan gejolak amarah yang melingkupinya.

Bagaimana tidak murka, ia melihat Peter mencumbu wanita ini. Apalagi Peter dalam keadaan bertelanjang dada. "Jangan diulangi lagi, paham?!" Ujarnya penuh keseriusan, mencoba mengintimidasi Orlaith melalui tatapannya.

Orlaith menyentak tangan Eros yang berlabuh ke dagunya. "Kau memukul Peter, membuatnya babak belur. Wajahmu juga seperti beruang yang kakinya tertusuk duri, terlihat menakutkan. Apa kau tidak sadar, tingkahmu seperti orang cemburu?" Cerocos Orlaith.

Eros menegakkan punggung. Cemburu? Racauan Orlaith sama sekali tidak meleset, ia memang cemburu, sangat cemburu. Untuk apa mengatakan kejujuran pada orang yang mabuk?

"Jika aku seperti beruang seharusnya kau takut padaku." Sahut Eros menanggapi perumpamaan konyol Orlaith.

Eros mengambil tisu dimeja kemudian menggunakan tisu tersebut untuk mengusap leher Orlaith, membersihkan jejak Peter dari sana. Tidak hanya leher, ia juga mengusap bibir, wajah, lengan Orlaith dengan tisu.

"Aku tidak takut padamu!" Orlaith terlihat pasrah, ia menyandarkan kepala ke sofa, dengan mata sayunya ia mengamati wajah Eros.

"Kau masih terlihat tampan padahal sudah tua." Celetuk Orlaith.

"30 tahun kau sebut tua? Lalu 60, 70, 80 tahun kau sebut apa? Makhluk purba?" Seloroh Eros menanggapi ocehan Orlaith. Tangannya masih sibuk mengusap wajah Orlaith, ia merasa perlu mengulanginya lagi.

"Aku pikir kau tidak bisa bercanda." Orlaith tertawa renyah karena perkataan Eros barusan terdengar lucu. Ia lantas mencubit pipi Eros dengan gemas.

Dicubit demikian membuat Eros membeku. Bagaimana tidak, Orlaith saat sadar menganggapnya seperti musuh. Saat Orlaith tertawa dan sikapnya lebih lunak seperti sekarang tentu saja membuat hatinya menghangat.

Eros duduk didekat Orlaith, memiringkan tubuhnya. Ia ingin mencoba peruntungannya, siapa tahu Orlaith yang setengah sadar dapat berkata jujur. "Orlaith, apa renggangnya hubunganmu dengan Yang Mulia karena Queen Angelina?"

Tawa Orlaith memudar, ia menatap Eros dengan mata menyipit. "Apa itu penting untukmu?"

Eros mengangguk, mengiyakan.

The General's RegretWhere stories live. Discover now