22. Preconceived

43K 6K 153
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Orlaith bangkit dari ranjang, meregangkan tangan dan kepalanya. Dirinya tertidur usai sarapan, dan sekarang hari sudah siang. Walau hanya makan sedikit yaitu bubur ayam tetap saja itu masuk ke dalam pencernaannya, lalu setelah makan tidur. Jika terus seperti ini, ia yakin tubuhnya akan mengembang.

Lantas melangkahkan kaki untuk keluar kamar. Begitu keluar, Orlaith melihat sosok John dan Alex dalam posisi duduk. Mata keduanya terpejam. Mereka pasti diperintah Eros untuk menjaganya. Namun keduanya justru terlelap, dasar. Orlaith mengabaikan keduanya, kembali melanjutkan langkahnya.

"Putri Orlaith...? Jenderal Eros tidak mengijinkan Anda keluar dari kamar." Belum sempat Orlaith membuka pintu untuk keluar, seseorang menghentikan langkahnya.

Orlaith menghela napas pelan. Ia bisa mati kebosanan jika terus di dalam kamar, Eros justru melarangnya keluar. Memangnya ia mau kabur kemana? Lagipula ini di tengah hutan, kondisinya juga belum pulih, ia tidak berminat untuk berbuat ulah.

Orlaith membalikkan badan, "Sersan Alex, aku hanya ingin berjalan-jalan ke depan." 

"Sebaiknya Anda kembali ke kamar, saya akan meminta maid menyiapkan makan siang Anda, Putri."

"Nanti saja. Aku belum lapar." Balas Orlaith. Tangannya terulur membuka knop pintu.

"Putri, sekali lagi maaf. Sebaiknya Anda kembali ke kamar." Alex kembali mencegah Orlaith yang ingin keluar rumah.

Bibir Orlaith berkomat-kamit kesal seraya menaikkan tangan ke depan wajah Alex, lantas meremas-remas tangannya sendiri, seolah yang ia remas adalah wajah Alex. Pria ini tidak kalah menyebalkannya dari Eros.

Tenggorokannya belum memungkinkan untuk berdebat. Orlaith mengalah, ia melangkahkan kaki untuk kembali ke kamarnya. Orlaith berpapasan dengan John, pria ini sudah bangun rupanya.

"Apa Anda membutuhkan sesuatu, Putri?" Tanya John seraya mengekori Orlaith.

"Tidak." Jawab Orlaith sebelum masuk ke dalam kamar.

*****

"Apa, Eros sayang?" Ujar seseorang ketika panggilan itu tersambung.

"Erica, aku membutuhkan bantuanmu."

"Apa? Mencari tahu tentang Queen Angelina lagi? Aku bukan anjing pelacak, astaga!" Erica mendengus kesal.

"Bukan." Sebelumnya Eros memang sempat meminta Erica untuk mencari tahu tentang Queen Angelina, namun tidak ada informasi yang berhasil didapatkan.

"Lalu? Dengar ya. Aku baru saja diterima ditempat ini. Hari-hariku sibuk dengan pendidikan dan pelatihan ini itu. Maaf sekali aku sedang sibuk, tidak bisa membantumu." Celoteh Erica.

"Erica...!" Desis Eros penuh penekanan. Ia sungguh tidak ingin berbasa-basi sekarang.

"Oke-oke." Kekeh Erica diseberang sana. Kakaknya memang tidak bisa diajak bercanda. "Bantuan apa maksudmu?" Sambungnya.

The General's RegretWhere stories live. Discover now