44. Looking for evidence

47.5K 6.5K 1.5K
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1700 kata.


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Eros meraih ponsel diatas nakas ketika dering suara ponsel menggema ke seluruh ruangan. Ia tidak ingin Orlaith bangun karena dering ponsel ini. Orlaith sudah terlelap, Eros tidak ingin Orlaith kembali menyerangnya. Wanita ini butuh istirahat.

"Aku di depan." Suara Oliver terdengar begitu Eros menggeser tombol hijau pada ponsel.

Eros mematikan panggilan. Terdengar suara kunci diputar. Siapa lagi jika bukan Oliver karena sedari tadi ia dikurung dikamar ini. Turun dari ranjang memunguti celana dan kemejanya lalu mengenakannya. Sebelum berlalu dari sana, Eros menaikkan selimut yang membungkus tubuh Orlaith.

Pintu terbuka dan ditutup kembali. Oliver memindai sosok Eros dari atas hingga bawah. Eros mengenakan pakaian yang tadi, minus seragam bagian luar pria itu. Dua kancing teratas kemeja yang dikenakan Eros tidak dikancingkan, bagian bawah juga dibiarkan keluar. Rambut Eros acak-acakan, wajah pria itu terlihat letih.

Oliver tertawa kecil. "Keadaanmu tampak kacau." Ledeknya.

Netranya menangkap tanda kemerahan bercampur dengan cakaran di tubuh bagian atas Eros. "Kau sengaja pamer usai melakukan percintaan hebat didalam sana?"

Eros yang mengerti kemana arah perkataan Oliver lantas mengancingkan kemejanya. "Kau yang sengaja mengumpankanku didalam sana!"

"Dan kau juga menikmatinya." Cemooh Oliver. "Berapa kali?" Ia menyeringai lebar setelah bertanya.

"Usiamu masih bocah! Bertanyalah hal yang sesuai usiamu!"

Oliver mencebikkan bibir.

"Ayo..." Ajak Eros sambil berlalu dari sana. Pun Oliver mengikuti langkah Eros. Tujuan mereka adalah ruang kendali CCTV.

"Ceritakan bagaimana awal mulanya." Perintah Eros disela langkah mereka.

"Aku mengantar Orlaith ke toilet. Saat keluar dari toilet, Alice memapah Orlaith keluar. Setelah itu Orlaith mencoba menciumku." Ujarnya menjelaskan.

"Alice?" Ulang Eros yang dijawab anggukan oleh Oliver.

Keduanya tiba ditempat tujuan. Begitu masuk kedalam, Eros memerintah penjaga disana agar menampilkan CCTV dalam Ballroom. Tidak ada yang janggal begitu mengamati keberadaan Orlaith saat acara berlangsung. Mereka pikir ada seseorang yang mencampur obat perangsang ke dalam minuman Orlaith, nyatanya tidak. Sepertinya bukti juga tidak cukup kuat untuk menuduh Alice walau mereka melihat Alice menyusul Orlaith masuk ke dalam toilet.

Eros memerintah penjaga ruang kendali untuk keluar. Disalah satu layar ia menangkap sosok Alice yang mengendap-ngendap mengikuti langkah Oliver dan Orlaith yang menuju kamar. "Kalau bukan Alice kenapa dia harus mengikutimu? Tapi tidak ada bukti yang mengarah pada Alice."

The General's RegretOnde histórias criam vida. Descubra agora