38. Reprisal

40.9K 5.9K 275
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

> 1700 kata

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Bagaimana kondisi Anda, Putri?" Saat ini Oliver berada dikamar Orlaith. Dirinya usai meletakkan koper yang baru saja diambil dari hotel.

"Aku baik. Hanya pelipisku sedikit nyeri." Orlaith menjawabnya seraya bermain ponsel.

Oliver hanya bergeming, netranya terpusat pada sosok Orlaith.

Orlaith menaikkan pandangan untuk menatap John. Lantas melambaikan tangan agar John mendekat. Pun Oliver berjalan mendekati Orlaith yang saat ini duduk diranjang dengan kaki menggelantung ke bawah.

"Aku tidak menyalahkanmu." Orlaith menepuk-nepuk lengan John.

"Yang terjadi pada Anda memang karena kelalaian saya, Putri."

Orlaith menatap lekat wajah John, "Tidak. Lagipula aku baik-baik saja, kau bisa melihatnya sendiri. Jangan mengkhawatirkan apapun. Aku tidak akan menggantikan posisimu dengan yang lain." Orlaith tidak bisa menebak kenapa wajah John dipenuhi penyesalan. Entah karena merasa lalai dalam menjalankan tugas atau karena takut dipecat dari posisi sebagai ajudannya.

"Lain kali akan saya pastikan tidak akan terjadi hal seperti kemarin lagi, Putri." Balas Oliver kemudian.

"Ajudanmu sangat manis, Orlaith. Apa kau yakin tidak ingin mengangkat John sebagai saudaramu?" Eros yang sedari tadi berdiri diambang pintu mendengarkan obrolan mereka, terdengar bersuara.

John menoleh, menghadiahi tatapan tajam pada Eros. Pria berpangkat Jenderal tersebut tidak terpengaruh dengan pelototan Oliver.

"John sudah seperti saudaraku sendiri. Bahkan dia begitu hafal dengan apa yang aku sukai dan apa yang tidak aku sukai. Ya kan, John?"

Oliver menoleh cepat pada Orlaith. Walau perkataan Orlaith barusan tidak serius, tetap saja membuat hatinya menghangat disebut 'saudara' oleh Orlaith. "Sudah setengah tahun saya bersama Anda, Putri. Tentu saya hafal."

"Ya, kau memang ajudanku yang terlama. Tapi kadang kau juga menyebalkan karena selalu menjemputku sebelum aku puas bermain kabur-kaburan." Ujar Orlaith diakhir tawa kecil.

"Yang Mulia akan mengganti saya jika membiarkan Anda pergi terlalu lama, Putri." Balas John apa adanya.

"Aku rasa pembicaraan kalian sudah cukup." Eros melangkahkan kaki mendekati mereka. "Sebaiknya kau urus penerbangan kita yang sempat dibatalkan. Kalau bisa, urus kepulangan kita malam ini juga." Eros memberi perintah Oliver sekaligus berniat mengusir pria itu.

"Baik, Jenderal. Saya permisi." Pamitnya sopan pada Orlaith dan Eros. Tidak lupa saat membalikkan badan ia memberikan pelototan kembali pada Eros.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Eros begitu Oliver keluar dari kamar.

"Pertanyaanmu sungguh basi. Kau bisa melihat jika aku baik-baik saja." Cibir Orlaith.

"Baiklah. Aku akan bertanya hal lain. Sudah mandi?"

Orlaith mendongak untuk menatap Eros sekilas. Pertanyaan yang tidak bermutu menurutnya. Bagaimana tidak, hari sudah terik bahkan tadi pagi mereka juga baru saja bertatap muka dengan Raja Charles, tidak mungkin ia sejorok itu. Tak ayal ia menjawab, "Sudah."

The General's RegretWhere stories live. Discover now