42. Aphrodisiac

43.7K 6.2K 1.2K
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2000 kata


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Kastil Quentin. (3 hari kemudian).

Sinar matahari menembus ke seluruh penjuru kamar. Bola mata Orlaith mengerjap ketika deru helikopter menembus ventilasi kamar dan mengganggu indra pendengarannya. Bibir Orlaith bergumam kesal karena tidurnya terusik. Lantas menutupi wajahnya dengan bantal, kembali memejamkan mata.

Sebentar lagi akan terlelap namun suara ketukan pintu menarik kesadaran Orlaith sepenuhnya. Dengan langkah malas Orlaith berjalan ke pintu. Wajah Eros yang terlihat ketika pintu terbuka. Mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, bagian bawah kemeja sengaja dibiarkan keluar, dan kaki jenjang yang dibalut dengan celana kain berwarna hitam. Eros tampak menawan dihari yang tergolong masih pagi ini, begitu kontras dengan penampilannya.

"Kau kemari?" Ah pertanyaan konyol. Bagaimana mungkin ia bertanya seperti itu padahal Eros di depan matanya. Orlaith merapikan rambutnya dengan jemari, rambutnya seperti sarang burung karena bangun tidur.

"Seharusnya kau bertanya 'apa kau kemari karena merindukanku'." Eros mengecup pipi Orlaith dan merangsek masuk ke dalam kamar.

Orlaith tidak berdebar lagi dengan kecupan atau ciuman yang diberikan Eros. Ia sudah terbiasa. "Tidak sopan! Keluar sana!?" Orlaith mengambil jubah tidurnya untuk menutupi gaun tipis yang ia kenakan.

"Aku hanya penasaran apa yang membuatmu betah di tempat ini." Eros membuka tirai disana, pemandangan laut yang menyambut penglihatannya.

"Sudah kubilang jangan kemari." Orlaith memang melarang Eros kemari.

"Aku merindukanmu." Ucap Eros tanpa menatap Orlaith. Pandangannya masih terpusat ke arah luar.

"Aku dengar, Kastil ini adalah tempat favorite Queen Angelina. Apa sekarang kau juga menjadikan Kastil ini tempat favoritemu?" Sambung Eros.

Orlaith berdiri didekat Eros. Pandangannya juga terpusat ke hamparan laut diluar sana. "Tempat ini cukup ampuh untuk mengembalikan suasana hatiku jika sedang buruk."

Eros menoleh pada Orlaith, "Aku tidak melakukan kesalahan, kenapa suasana hatimu harus buruk?" Mata Eros memicing, ekspresinya gelap dan suram. "Kau mencintai pria lain? Suasana hatimu memburuk karena pria lain?"

Orlaith mendengus, "Kau pikir hanya masalah percintaan yang membuat suasana hati seseorang buruk?"

"Lalu?" Tanya Eros kemudian.

"Aku tidak mau memiliki ibu tiri." Orlaith mengatakan alasan kenapa suasana hatinya buruk.

Eros menaikkan satu alis, "Ibu tiri?" Ulangnya. "Yang Mulia akan menikah lagi?"

"Tidak akan terjadi selama aku masih hidup!" Datar Orlaith.

"Apa kau pernah mengharapkan ibumu kembali lagi?" Tanya Eros.

The General's RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang