13. Quarrel

51.3K 6.2K 76
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Sosok Orlaith sedang bergeming dibalkon kamarnya, netranya menatap kosong arah depannya. Pikirannya sedang ia peras untuk memikirkan bagaimana caranya agar Eros tidak ikut campur lagi atas kehidupannya. Segalanya bisa hancur jika Eros selalu menyeretnya dalam acara-acara resmi seperti barusan.

Keadaan ini sungguh memuakkan, ia hanya butuh keadilan, ia juga ingin King Philips menyesal atas penolakannya terhadap gelar takhta yang sejak kecil tersemat pada dirinya. Yang sebenarnya, King Philips juga tidak ingin gelar pewaris takhta diturunkan kepada Alice. Adiknya tersebut lahir diluar nikah, statusnya dalam Istana ini hanya kebohongan semata. Jika publik mengetahui kenyataan tersebut, hancur sudah reputasi King Philips selama ini.

Dering ponsel membuyarkan lamunan Orlaith. Ia lantas mengangkat panggilan tersebut.

"Apa kau sangat sibuk, Putri Orlaith?" Celetuk Olivia diseberang sana.

"Lumayan." Jawab Orlaith sekenanya.

"Kau di Istana?"

"Hmmm. Kau sedang di club?" Tebaknya karena suara musik begitu keras hingga mengalahkan suara Olivia.

"Ya. Kami baru saja tiba. Kau tidak bisa menyusul kesini?"

"Entahlah. Akan kuhubungi jika berhasil keluar dari Istana." Pungkas Orlaith menyudahi panggilan mereka.

*****

Tidak ada hal serius yang Eros perbincangkan dengan King Philips selain perihal rencana pertunangannya dengan Orlaith. Setelah berpamitan dan keluar dari ruang kerja King Philips, ia menghampiri John yang sepertinya sedang menunggu dirinya.

"Ada yang ingin kau bicarakan?"

"Ya. Jenderal. Putri Orlaith berhasil keluar dari Istana." Tutur John menyampaikan.

"Bagaimana bisa? Aku sudah memintamu untuk meningkatkan penjagaan, bukan?" Eros berkata dengan penuh penekanan. Tetap saja dalam hal ini John lah yang perlu disalahkan.

"Maafkan saya, Jenderal." John menundukkan wajah, melirik segan kepada Eros.

"Hubungi Alex. Dia sudah meletakkan pelacak ke ponsel Orlaith. Suruh dia melacak keberadaan Orlaith." Eros sudah mengira hal seperti pasti akan terjadi lagi, maka dari itu semalam ia mencuri ponsel Orlaith dan meminta Alex menempatkan pelacak disana.

"Baik, Jenderal."

*****

Olivia terlihat menyandarkan tubuhnya ke badan mobil, dirinya sedang menunggu Orlaith yang sekarang berada di toilet umum. Sahabatnya tersebut membuatnya syok. Bagaimana tidak, Orlaith kabur dari Istana dengan menumpangi mobil sampah. Tentu saja dirinya tidak mengijinkan Orlaith masuk ke mobilnya sebelum Orlaith membersihkan diri.

"Bagaimana? Masih bau?" Tanya Orlaith seraya mengendus-endus tubuhnya sendiri.

Olivia mendekat, ikut mengendus tubuh Orlaith. "Kau boleh masuk." Ia lantas masuk ke bangku kemudi.

The General's RegretWhere stories live. Discover now