18. Humanity

46.6K 5.9K 100
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Hari menjelang petang saat Hercules mendarat di bandara kota Avon. John dan Alex duduk didepan sedangkan Eros dan Orlaith berada dibelakang. Jeep Wrangler tersebut melaju membelah jalanan diikuti dengan iring-iringan kendaraan lain dibelakang mereka.

Hamparan laut luas mengelilingi daratan kota ini. Orlaith memilih menatap arah luar, memuaskan penglihatannya untuk mengagumi pemandangan. Alasannya tidak hanya itu, ia sedikit canggung dengan pria disebelahnya. Bagaimana tidak, begitu ia membuka mata, kepalanya bersandar manja ke tubuh Eros hingga pesawat mendarat. Bagaimana jika saat tertidur ia mendengkur atau mulutnya menganga?

"Jika lelah, aku akan meminta Alex mengantarmu ke penginapan sekitar sini." Eros terdengar bersuara.

"Tidak perlu." Singkat Orlaith menjawabnya.

Beberapa puluh menit berselang, mereka dapat melihat lokasi yang terkena dampak terparah dari gempa. Gempa bumi yang getarannya tergolong kuat menyebabkan kerusakan, yaitu berupa hancurnya bangunan, rumah warga dan fasilitas umum.

Kendaraan terhenti ditanah lapang yang dipenuhi tenda pengungsian. Warga yang berada disini adalah mereka yang rumahnya mengalami kerusakan. Beberapa prajurit, relawan dan badan penanggulangan bencana alam setempat terlihat berlalu lalang.

Begitu turun dari kendaraan dan mendekat ke tenda pengungsian, beberapa warga berhambur ke arah Orlaith. Kebanyakan remaja pria dan pria paruh baya yang tertarik dengan keberadaan Orlaith. Tentu saja Orlaith tahu alasannya kenapa gadis-gadis dan ibu-ibu disini kurang menyukainya.  Perangainya selama ini membuat beberapa kalangan tidak menyukainya. Orlaith tidak tersinggung dengan hal itu.

Sosok Eros memisahkan diri dari Orlaith. Ia berkeliling untuk melihat situasi ditenda pengungsian. Ada salah satu bawahannya yang sebelumnya sudah berada ditempat ini, bawahannya mengekori Eros untuk memberikan laporan terkait.

Ditengah situasi dan kondisi yang buruk, melihat keberadaan Putri Orlaith ditempat ini cukup mengalihkan keterpurukan mereka. Tidak salah jika mereka memberikan predikat wanita tercantik di Negeri ini kepada Putri Orlaith. Mengesampingkan sisi negatif calon Ratu Negeri ini, kesempurnaan fisik Putri Orlaith berhasil menghipnotis dan membuat mereka terkagum-kagum.

Seharusnya Orlaith bersikap takabur, angkuh, sombong dan lain sebagainya. Ia selalu gagal menampakkan sikap tersebut saat berinteraksi dengan rakyatnya. Orlaith justru tersenyum tulus dan membalas jabatan tangan mereka.

John mencekal tangan seseorang yang ingin merangkul Putri Orlaith. Peraturan sudah jelas, tidak diperkenankan menyentuh anggota Kerajaan, kecuali anggota Kerajaan yang mengajukan tangan terlebih dahulu. Ia demikian karena menjalankan tugasnya.

"John, tidak apa..." Sergah Orlaith.

"Saya hanya ingin berfoto dengan Anda, Putri Orlaith." Remaja pria berusia 15 tahun yang begitu mengidolakan Putri Orlaith. Wajahnya terlihat penuh harap saat berujar.

Orlaith mengangguk, mengiyakan. Remaja itu terlihat berbinar. Ia mensejajarkan diri dengan Orlaith. Pun Orlaith tidak menolak saat remaja itu merangkulnya. Lantas mengabadikan kedekatan mereka dengan ponsel murah milik remaja itu.

The General's RegretМесто, где живут истории. Откройте их для себя