08. Ace

65.2K 7.7K 108
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Tangannya terlihat memegang kantong belanjaan yang berisi cemilan. Tujuannya adalah penginapan tempatnya akan beristirahat malam ini. Banyak alasan kenapa Orlaith tidak memilih menginap dihotel berbintang, salah satunya ia tidak membawa banyak uang. Akibat pertengkarannya dengan wanita lain karena memperebutkan tas tempo lalu, King Philips menyita semua kartu debit dan kredit miliknya.

Ekor matanya melirik ke kanan dan kiri lalu mendengus. Di sepanjang langkahnya, banyak wanita berpakaian minim dan memakai riasan tebal. Pria beragam usia mulai dari yang muda hingga tua sedang berbincang seraya menenggak bir atau minuman alkohol lainnya, ada juga yang berinteraksi non verbal dengan lawan jenis seperti berciuman bahkan yang lain.

Sosok berusia 23 tahun tersebut sadar jika sedari tadi ada orang yang mengikutinya. Menghela napas panjang kemudian membalikkan badan. Menatap dua sosok asing yang diyakini dalam pengaruh minuman keras. 

Dengan mata setengah meredup dan wajah memerah, dua sosok tersebut menyeringai pada wanita dihadapan mereka. "Ayo ikut dengan kami, Nona?"

"Aku bukan pelacur!" Orlaith menurunkan pandangan untuk menatap dirinya sendiri. Padahal ia tidak berpakaian minim, wajahnya pun tertutup masker. Lalu apa yang membuat dua pria ini tertarik padanya?

Dua pria itu tergelak. "Kau berada dikawasan ini. Berarti kau juga berdagang kan!?"

Orlaith berdecak kesal. Memang saat ini dirinya berada dikawasan lokalisasi. "Aku hanya lewat! Aku bukan salah satu dari wanita yang menjajakan tubuh ditempat ini!"

"Sayang sekali. Jika kami menginginkanmu, berapa tarifmu?" Ujar salah satu dari dua pria itu.

"Kalian tidak akan mampu membayarku!" Orlaith membalikkan badan, melanjutkan langkahnya.

Sebelum salah satu pria itu berhasil menyentuh tubuhnya, Orlaith memukul kepala pria itu dengan kantong belanjaan ditangannya. "Jangan menyentuhku!"

Orlaith memajukan wajah seraya menurunkan syal di kepalanya, melepas masker diwajahnya. "Perhatikan baik-baik aku ini siapa!"

Mata kedua pria itu seketika melebar. "Putri Orlaith?" Pekik mereka bersamaan.

"Kecilkan suara kalian!" Desis Orlaith dengan gemas. Ia tidak ingin menjadi perhatian orang disini.

"Maafkan kami." Ucap salah satu dari mereka.

"Pergi kalian! Jangan ikuti aku lagi!" Seraya melolot.

"Permisi. Sekali lagi maafkan kami, Putri." Dua pria tersebut melenggang pergi dari sana. Berharap setelah ini tidak mendapatkan masalah karena berbicara tidak sopan pada calon Ratu mereka.

Orlaith merapikan kembali penampilannya sebelum melanjutkan langkah menuju penginapan.

*****

The General's RegretWhere stories live. Discover now