30. Fright

41.2K 6K 134
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Eros dan Oliver masuk ke dalam ruang kendali CCTV. Disalah satu layar, mereka melihat Orlaith masuk ke toilet. Toilet tersebut terletak di luar aula, tepatnya di ujung lorong yang mengarah ke aula. Pantas saja mereka tidak menemukan Orlaith di dalam aula, bahkan mereka juga sempat memeriksa toilet di dalam aula.

Setelah mempercepat video sejauh 10 menitan, Orlaith belum juga keluar dari sana. Sontak Eros dan John keluar dari ruang kendali, melangkah lebar ke toilet tempat keberadaan Orlaith.

Keduanya mengedarkan pandangan ke sekitar. Salah satu dari beberapa bilik disana tertutup, mungkin ada Orlaith di dalam sana. Namun indra pendengaran mereka menangkap suara isakan tangis dan lirihan minta 'tolong' dari dalam.

"Putri Orlaith, apa Anda didalam?"

"Orlaith!?" Panggil Eros seraya menggedor-gedor pintu tersebut.

Mendengar suara barusan membuat Orlaith terhenyak, ia menjaga keseimbangan agar tidak tergelincir, pun netranya menatap waspada pada ular yang hingga sekarang masih berniat menyerangnya. Saat ini ia naik ke atas flush tank. Ular kobra ini bisa mengangkat kepala, jika dirinya tidak naik kesini, ia takut ular tersebut dapat menancapkan bisa ke kakinya. 

"Orlaith! Apa yang terjadi?" Eros berkata dengan tidak sabar. Orlaith sudah pasti didalam karena dari ruang kendali CCTV tidak memperlihatkan Orlaith keluar dari toilet. Dan, jika hanya terkunci kenapa Orlaith harus menangis?"

"Eros! Apa itu kau?" Dalam ketakutannya, Orlaith masih bisa mengenali suara yang terdengar dari balik pintu.

"Putri, Anda terkunci didalam?" Oliver terdengar bersuara.

"Ada..., ada ular disini! Tolong aku!" Teriak Orlaith bercampur dengan isakan tangis.

Eros dan Oliver diam sejenak. Ular? Setelah sembuh dari keterkejutan, mereka sama-sama menjauh dari pintu.

"Putri, menjauhlah dari pin..," Suara letupan senjata api sebanyak 6 kali menghentikan perkataan Oliver. Pun Orlaith yang berada di dalam, terkesiap mendengarnya.

Eros menembak sekeliling knop pintu disana. Indra pendengarannya tidak mungkin keliru, suara Orlaith terdengar jauh dari pintu. Maka dari itu tidak perlu menyuruh Orlaith menyingkir. Berhasil, knop tersebut rusak dan lepas dari tempatnya.

Begitu pintu terbuka, Eros dan Oliver melihat ular kobra yang tergolong panjang dan besar sedang menegakkan kepala di dekat kloset. Orlaith terlihat berdiri menjulang di atas flush tank, wajah Orlaith seolah tidak teraliri darah dengan benar, begitu pucat serta dibanjiri air mata. Jelas Orlaith sangat ketakutan berada di situasi ini.

Eros berniat meraih ekor ular tersebut, menjauhkannya dari posisi Orlaith. Belum sempat terlaksana, tiba-tiba terdengar letupan senjata api dari belakang. Oliver menembak ular tersebut tepat di kepalanya. Seketika kobra itu lunglai, darah bermuncratan ke dinding dan lantai marmer disana.

Eros memejamkan mata seraya mengeraskan rahangnya. Oliver benar-benar tidak waras! Bukan khawatir jika peluru tersebut menyasar padanya, disini ada Orlaith yang tidak seharusnya melihat pemandangan berdarah-darah. Lagipula ular ini juga makhluk hidup, ada banyak cara untuk menyingkirkan ular berbisa ini tanpa membunuhnya.

The General's RegretWhere stories live. Discover now