19. Allergy

50.5K 7K 321
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Matahari pagi telah bangkit dari peraduannya, cahayanya terasa menghangatkan setiap insan di muka bumi ini. Sosok Orlaith menggeliat pelan, setelah mendapatkan kesadaran, ia mengedarkan pandangan ke sekitar. Semalam saat tiba dirumah ini, ia langsung membersihkan diri dan segera beristirahat.

Orlaith beranjak dan membawa langkahnya ke kamar mandi. Ia ingin membersihkan diri sebelum keluar dari kamar ini dan berkeliling ke sekitar untuk mengobati rasa penasarannya terhadap wilayah perbatasan ini.

Sosok Eros berada dihamparan lahan kering yang berjarak 500 meter dari kediamannya. Ia sedang memastikan apakah guncangan gempa merusak barrier yang mengelilingi tempat ini.

Perbatasan antara Negaranya dan Negara sebelah, berpenghalang struktur beton yang tingginya 10 kaki. Wajar demikian karena kedua Negara ini sempat terlibat sengketa di masa lalu. Persengketaan meliputi demarkasi perbatasan dan kepemilikan kilang minyak lepas pantai. Kini tidak lagi, konflik telah berakhir dan sudah menemukan titik penyelesaian. Kedua Negara sudah bersekutu, bahkan menjalin kerjasama dengan baik hingga saat ini. Walau demikian, perbatasan tetap perlu di jaga ketat. Pun dari balik tembok kokoh nan tinggi ini, prajurit Negara sebelah juga siap siaga menjaga perbatasan mereka.

"White Wolf, White Wolf...? Disini SpongeBob. Masuk."

Eros meraih handy talky miliknya, menekan tombol dan menjawab saluran yang ingin berkomunikasi dengannya.

"SpongeBob..," Eros menjeda perkataannya lantas berdehem. "Disini White Wolf. Silahkan masuk."

Dari sekian banyaknya nama samaran, anak buahnya satu ini justru memilih nama spons berwarna kuning yang tinggal di dalam rumah berbentuk nanas di Bikini Bottom. Dan kini ia harus mendengar nama menggelikan itu lagi karena berkomunikasi dengan John melalui HT.

"Lapor, White Wolf. Kucing liar sudah keluar dari peraduannya. Ganti."

"Diterima. Ganti." Sebelumnya, Eros memang meminta John melapor jika Orlaith sudah bangun.

Eros berbicara sebentar dengan anak buahnya yang berjaga di pos. Setelahnya, ia dan Alex kembali ke rumah mengendarai trail.

Sosok Orlaith sedang berkeliling mengamati sekitar. Bangunan ini hanya satu lantai. Meski terletak ditengah hutan, bangunan ini terlihat modern dengan segala fasilitas kenyamanan yang memadai. Di belakang bangunan ini terdapat gudang luas berbahan dasar kayu, diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan persenjataan. Sedangkan di sisi kiri terdapat barack tempat prajurit-prajurit disini beristirahat.

Orlaith menghentikan langkahnya begitu tiba di sisi kanan bangunan. Wanita berusia 23 tahun tersebut duduk diundakan kecil. Kedua tangannya berada diatas lutut, menggunakan tangannya untuk menopang dagu.

Pandangan matanya terpusat ke lahan yang berjarak kurang lebih 10 meter dari posisinya. Disana terlihat puluhan prajurit sedang berlatih fisik. Ada yang berlari mengitari halaman, ada yang push up, sit up dan lain sebagainya. Prajurit-prajurit disana hanya bertelanjang dada. Tubuh berotot berpadu keringat dibawah terpaan sinar matahari membuat mereka terlihat seksi. Jiwa murahan Orlaith mulai meronta. Wanita mana yang menolak disuguhkan pemandangan seperti demikian.

The General's RegretTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon