✩12. Balerina X Badut

56 23 8
                                    

Terik sinar matahari tak mengganggu kumpulan anak, yang sedang diajari menari oleh Erina. Erina mulai memberitahu, satu persatu langkah sederhana, untuk membuat sebuah video pendek. Dia berniat untuk menghibur anak-anak korban banjir ini.

Terkadang, Erina menertawakan gerakan tarian salah satu anak didiknya. Jujur, dia tak pernah merasa senang seperti ini, ketika bersama dengan orang asing. Hanya dalam hitungan jam, Erina sudah merasakan ikatan keluarga yang erat di antaranya dan anak-anak.

"Kak Erina, gerakan keduanya begini bukan?" Salah satu anak bertubuh pendek, meniru gerakan Erina. Nama anak perempuan itu, Lili. Erina langsung hafal wajahnya, karena Lili sangat aktif dan senang berbicara kepada Erina.

Erina menganggukkan kepala. Dia memberitahu, "Kalo semuanya udah hafal gerakannya, kita bisa mulai rekam satu persatu dulu. Terus nanti kakak edit biar jadi satu video."

Semua anak kecil patuh mengikuti ajaran Erina. Sudut bibir Erina terangkat semakin ke atas. Dia senang, bisa menebarkan senyuman dan kebahagiaan kecil untuk anak-anak ini. Rasanya, sebagian kecil dari hatinya ingin terus menikmati tawa kecil anak-anak. Erina tak membutuhkan wajah cantik, uang banyak, atau pun derajat yang tinggi, untuk menyenangkan semua anak. Dia cukup menjadi dirinya sendiri, gadis biasa yang berakting menjadi badut penari.

Setelah merekam video, Lili tiba-tiba mendekati Erina. Dia bertanya dengan mata berbinar-binar. "Kak Erina pinter nari. Apa Kakak bisa juga nyanyi?"

"Lili suka nyanyi!" ungkap Lili senang.

Erina berpura-pura menaruh salah satu jari jemarinya di kening. Dia terdiam, sembari menutup kelopak matanya. "Gimana ya, apa bisa?"

"Pasti bisa! Kak Erina 'kan hebat," lanjut Lili.

"Mungkin?" balas Erina.

Lili tiba-tiba mengajak, "Ayo kita nyanyi berdua Kak! Kalo bisa ajak semuanya nyanyi juga!"

Erina tersenyum, dia melirik ke arah anak-anak yang sudah duduk di kursi. Mereka setia duduk di sana, berniat mendengarkan nyanyiannya. "Kalo dengan nyanyi sama nari, anak-anak ini bisa ikut bahagia. Gue pasti bakal nyanyi sama nari buat mereka. Meskipun, tariannya absurd dan aneh," gumam Erina.

Tanpa mikrofon, atau panggung besar, Erina bernyanyi, diiringi musik dari ponselnya. Dia menyanyikan beberapa lagu anak-anak, sekaligus mengajak anak kecil supaya menyanyi bersama. Tak ada gangguan, atau suara ejekan yang meminta Erina berhenti menyanyi. Alam sepertinya mendukung Erina untuk menghibur anak-anak.

Setelah Erina bernyanyi, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan di belakangnya. Erina tersentak kaget, dia lalu berbalik menemukan Nicholas yang sedang berdiri di sana. Nicholas tersenyum, dia berkata, "Lo emang gak punya bakat bohong."

"Maksud lo?" tanya Erina.

Nicholas menjawab, "Lo dulu bilang, kalo lo...  gak ikutan drama musikal, karena gak bisa nari sama nyanyi."

"Kenyataannya, tarian sama suara lo gak seburuk yang lo bilang. Bakat lo gak bisa diajak kerja sama buat bohong," lanjut Nicholas.

Erina menggigit bibir bawahnya. Dia menepuk kepala, lupa jika pernah berbohong pada Nicholas. Sekarang, si Bawel ini pasti akan mewawancarainya kenapa tidak ikut drama musikal.

"Kakak penyihir hidung panjang!" panggil Lili pada Nicholas.

Nicholas awalnya tak tahu, jika dia sedang dipanggil. Matanya melirik ke kiri dan kanan, mencari tahu siapa orang yang memiliki hidung panjang. Sayangnya, semua orang di sini memiliki hidung yang biasa-biasa saja. Kecuali dirinya sendiri. Akhirnya Nicholas mengarahkan jari telunjuknya ke arah wajahnya, "Lo manggil gue?"

BYE BYE MY NIGHTMARE ☑Where stories live. Discover now