✩24. Buruk Sangka✩

51 18 2
                                    

"Tapi ... apa Erina udah tahu, penyebab gue dulu, macarin cewek cupu kayak dia?" tanya Arga.

Seketika, Nicholas memelototkan matanya. Dia berbalik, "Gue gak pernah bilang---"

Nicholas berhenti bersuara, ketika dia melihat Erina ada di belakang Arga. Gadis itu berniat untuk mengajak Nicholas pulang, karena taksi online yang dia pesan sudah tiba. Namun, indera pendengarannya malah mendengar semua ucapan Nicholas dan Arga.

"Erina?" Lirih Nicholas.

Bola mata Erina dilapisi cairan bening. Senyum di bibirnya menghilang. Digantikan oleh kerutan di kening. Gadis itu menatap tak percaya ke arah Nicholas. Kemudian memutuskan untuk berbalik pulang.

"Erina!"

"Erina!"

"Erina!" teriak Nicholas.

Sebanyak apa pun panggilan Nicholas yang masuk ke dalam telinganya. Erina tak berniat berhenti berlari. Gadis itu mencoba untuk menahan air matanya, tanpa berbalik ke belakang. Dia baru tahu fakta, jika Arga kalah taruhan dari Nicholas. Oleh karena itu, Arga dipaksa menjadi pacar dari gadis biasa sepertinya.

"Gue tau, gue emang jelek dan punya banyak kekurangan."

"Tapi gue juga punya hati."

"Gue gak suka dijadiin mainan doang."

Tanpa menunggu Nicholas menyusulnya, Erina langsung naik ke taksi yang sudah dia pesan. Gadis itu mengelap air mata dengan tangannya, sebelum meminta sopir untuk segera mengantarnya pulang.

"Erina! Tunggu dulu!" teriak Nicholas. Cowok itu terus berlari, berharap Erina mau menunggu penjelasan dari bibirnya. Sayangnya, Erina sudah lebih dulu pulang; tak mau mendengar penjelasannya.

Nicholas berhenti berlari, dengan napas terengah-engah. Cowok itu mengusap rambut kepala ke belakang, sebelum meremas helaian surai hitamnya. "Bakalan dighosting lagi gue," ramal Nicholas.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Erina terdiam memikirkan semua yang terjadi padanya. Mulai dari, Pangeran sekolah yang tiba-tiba menjadi pacarnya, lalu berselingkuh dengan Sabrina. Disusul dengan Erina yang memutuskan Arga, karena tahu Arga telah mempermainkannya.

"Arga kalah taruhan dari Nicholas. Jadi dia terpaksa pacaran sama cewek jelek kayak gue," gumam Erina.

"Nicholas tahu hal itu, tapi dia pura-pura gak tahu."

"Dan dengan gak tahu malunya, dia malah sok jadi orang baik yang selalu bantuin gue," batin Erina.

Ponsel Erina terus berdering, tapi Erina tak berniat memeriksanya. Dia terlalu malas, untuk melihat layar ponsel saja. Tujuan Erina saat ini hanyalah rumahnya. Dia ingin makan, lalu tidur di kasur empuk, melupakan semua keburukan yang terjadi padanya.

"Tapi, kalo pun Nicholas udah tahu Arga terpaksa pacaran sama gue."

"Kenapa dia gak sebar informasi ini ke semua warga sekolah? Info kayak gini, lumayan kalo dijadiin bahan gosipan," batin Erina.

"Pangeran sekolah pacaran sama cewek jelek. Itu bisa dijadiin judul beritanya. Nicholas 'kan udah kayak lambe turah."

Erina mengeluarkan napas panjang, sebelum memijat pangkal hidungnya. "Cuman beberapa orang yang tahu, gue pernah pacaran sama Arga."

Kelopak mata Erina tertutup, dia merasakan denyutan-denyutan di kepalanya. Erina pusing memikirkan semua ini, dia memutuskan untuk berhenti memikirkannya. Namun, masalah-masalah itu masih melekat jelas di dalam pikiran. Dia jadi teringat ucapan-ucapan Nicholas, yang sudah seperti mantra penangkal mimpi buruk.

BYE BYE MY NIGHTMARE ☑Where stories live. Discover now