29. croissant

1.7K 224 29
                                    

1

2

3

Let's read my story

.
.
.

Jennie POV

"Oh ya ampun! Dimana anak itu? Ck! Kenapa sulit di hubungi?" Aku bergumam dan berjalan mondar mandir menunggu anakku. Aku tidak tau dimana dia tapi ini hampi pukul 10 malam. Kenapa dia belum kembali? Apa dia lama di rumah temannya? Ck! Aku selalu khawatir ketika dia pergi keluar.

"Oh ya ampun! Awas saja nanti! Aku akan memukul pantatnya" gumamku.

Aku duduk di bibir ranjang dan mengecek ponselku.

Lisa, tengah bermain game di ponselnya dan ya ampun! Dia mulai kencanduan game karena anaknya meracuninya.

"Haishh! Hun! Bantu aku hubungi anakmu sekarang!" Kataku dan aku tidak mendengar jawabannya.

Aku menoleh dan sial! Dia hanya fokus pada gamenya dan apa dia tidak mendengarku?.

Aku mengambil bantal dan memukulkannya padanya. "Yah! Aku bicara padamu! Apa kau tak dengar huh?!" Kataku mendengus dan dia mengusap wajahnya.

"Apa? Memang kau bicara apa?" Katanya dan aku mendengus dengan kesal. Aku memutar mataku malas kearahnya.

"Aku menyuruhmu untuk menghubungi anakmu!. Bantu aku hubungi dia dan suruh dia pulang!" Kataku dan dia mendecak kemudian memutar matanya.

"Apa kau baru saja mendecak dan memutar mata? Lakukan perintahku atau aku akan menusuk matamu dengan kuku ku Lisa!!" Kataku tajam dan dia mengeluarkan gamenya untuk menghubungi anak kami.

Dia mulai menghubunginya tapi sial, nanon tidak mengangkatnya juga.

"Tidak di angkat" katanya dan terus mencoba. Itu yang ku katakan sejak tadi.

"Masih sama.. mungkin anak itu masih bersama temannya? Biarkan saja hun.. lagipula kita memberi waktu sampai jam 11 dan ini masih pukul 10.. tidak usah cemas ok?" Katanya dan aku melotot tajam kearahnya.

"Tidak usah cemas katamu?! Jangan bodoh Lisa! Jika sesuatu terjadi dengan anakmu bagaimana? Apa kau tau bahaya apa yang aman terjadi huh?!" Kataku tajam dan dia menggaruk kepalanya.

"Kemarilah Jennie Kim... Sejak tadi kau uring uringan tidak jelas.. kemarilah" katanya dan aku mengerutkan dahiku padanya.

"Apa?"

Dia tersenyum kearahku dan menepuk ruang kosong di sisinya. "Kemarilah.. kita tunggu nanon sambil berpelukan" katanya dan aku menghela nafasku. Sepertinya itu tidak masalah?.

Aku, merangkak ke sampingnya dan dia menarikku untuk dipeluk. Ya ampun! Dia selalu tau cara agar aku tenang dan tidak lagi uring uringan.

Aku, bersandar di dadanya dan dia mengelus lembut rambutku.

"Aku sudah memelukmu.. jangan uring uringan lagi ok? Jangan cemaskan apapun dan aku yakin nanon akan baik baik saja.." katanya dan aku menghela nafasku kemudian cemberut memanyunkan bibirku.

the world of the familly (END)Where stories live. Discover now