37. DNA

2.1K 229 23
                                    

1

2

3

Let's read my story

.
.
.

Jennie POV

Aku, sedang mengerjakan pekerjaan ku di perusahaan. Pagi ini kami perlu kembali melakukan aktifitas kita masing masing, setelah dua hari kemarin aku perlu bulak balik kerumah Irene unnie untuk menemaninya merawat Yeri yang sakit. Aku tidak tau kenapa anak itu tapi aku kasihan melihatnya.

Ini sudah hampi memasuki bulan ketiga di usia kandunganku. Ya ampun! Aku perlu bekerja ekstra untuk diriku sendiri dan juga bayi kami. Oh, aku tidak sabar menantinya.

Tok tok tok

Aku menoleh ketika aku mendengar suara ketukan dari pintu. "Ya masuk" kataku memerintah.

Seseorang membuka pintu dan itu dahyun sekretarisku. Dia masuk dan berdiri tepat di depan mejaku.

"Selamat pagi ma'am.. Client kita sudah menuggu di ruang meeting.." katanya memberitahuku. Aku tersenyum kearahnya.

"Ya baiklah... Aku kesana sebentar lagi" kataku dan dia menunduk kemudian berbalik pergi meninggalkanku.

Aku menghentikan pekerjaan dan aku perlu menemui clientku. Aku merapihkan beberapa berkas dan mengambilnya untuk meeting kami.

Aku bangkit dan keluar dari ruanganku. Aku berjalan menuju ruang meeting sendirian.

Aku membuka knop pintunya dan masuk kedalam untuk menemui clientku.

Saat aku berbalik aku terkejut melihat siapa yang datang dan akan menemuiku.

Sial!

Brengsek!

Kenapa bisa dia disini?

Serius?

Bahkan dia menyamar menjadi Client ku hanya untuk menemuiku?

Apa dia tidak akan menyerah untuk menemuiku?

Ya ampun.

"Selamat pagi.." sapanya dengan manis kearahku dan aku masih terdiam disini. Aku mematung dan menatapnya tidak karuan.

Hatiku benar cemas, detak jantungku berdetak lebih cepat karena aku takut dia bisa melakukan sesuatu disini.

"Mau apa kau kesini?!" Tanyaku dingin dan dia tersenyum seolah dia tidak melakukan apapun.

"Oh aku kesini ingin bicara padamu tentu saja.. duduklah agar kita bisa bicara dengan santai" katanya dan aku benar benar mengeram disini. Rasanya aku ingin sekali memukul wajahnya dengan keras sekarang.

"Sebaiknya kau pergi v! Sebelum aku mengusirmu dengan tidak hormat" kataku dan dia terkekeh kemudian bangkit menatapku.

"Benarkah? Kau ingin mengusirku? Lakukan saja.. dan lihat apa yang bisa aku lakukan setelahnya" katanya mengancamku. Sial! Kenapa dia berani melakukan itu?.

the world of the familly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang