Pertengkaran Kecil

3.3K 78 0
                                    

Selamat membaca


Episode 1 pertengkaran kecil

"Mam, Arka Minggu ini mau datang ngelamar aku. Aku kan udah lulus kuliah." Prisa memeluk mana nya manja.

"Sayang, maap kan mama. Tapi mama tidak mau kamu melangkahi kakak mu, apalagi dia perempuan." Dengan wajah menyesal nya.

"Mam ayolah. Arka sudah 3 tahun menungguku, dia sangat baik dan mencintai ku. Kalau harus menunggu lagi aku gak yakin dia mau." Dengan kesal, Prisa memasang wajah cemberutnya.

"Huuuh." Irma ibu dari Mariam dan orisa hanya bisa menghela napas.

Mariam putri sulungnya sudah berusia 28 tahun, tapi belum pernah membawa satu pria pun ke rumah. Sedangkan Prisa yang usia nya belum genap 23 tahun sudah ingin menikah.

Sebagai orang tua Irma sangat menghawatirkan Mariam, takut dia jadi perawan tua.

"Assalamualaikum." Mariam baru saja pulang kerja, dia segera mencium punggung lengan mama nya.

"Wa'alaikumsalam, sudah pulang sayang." Mengelus punggung Mariam penuh kasih sayang.

"Ada apa?" Merasa heran melihat mimik wajah adik nya yang cemberut.

"Ini semua gara-gara kakak! Prisa dengan tatapan kesal nya.

Mariam yang baru pulang kerja dia sungguh merasa lelah ditambah lagi adik nya yang marah-marah tak jelas.

"Apa maksudmu Prisa, kakak gak ngerti." Bingung.

"Sopanlah sama kakak mu prisa." Mama Irma menatap tajam kepada Prisa.

"Mam, tapi aku benar!" Kesal karena mama nya membela Mariam.

"Jelaskan sama kakak, ada apa sebenarnya?" Masih merasa heran. Mariam berusaha mengendalikan dirinya agar tidak terpancing emosi.

"Apa aku harus menunggu mu seumur hidup untuk aku bisa menikah! Arka bisa meninggalkan ku kak, dia sudah 3 tahun menunggu ku!" Teriak prisa kesal kepada kakak nya, karena dia harus kembali menunggu kakak nya sebelum dia menikah.

"Oh jadi ini masalah nya." Menghela napas dalam.

"Maap, bukan nya kakak gak mau nikah. Tapi, gak ada satupun pria yang mau sama kakak, Prisa!" Dadanya terasa sesak menahan tangis yang hampir meledak, namun Mariam masih bisa tegar.

"Prisa, kenapa berkata seperti itu sama kakak mu!" Pekik mama nya, dia langsung memeluk Mariam.

Hatinya sakit, Prisa bisa berkata seperti itu kepada kakaknya sendiri.

"Mam, sudah lah. Gak usah sedih, apa yang di katakan Prisa benar adanya." Suaranya lirih dan serak.

"Kak, maapkan aku." Memeluk erat tubuh kakak nya.

"Sudahlah, pris kakak mengerti." Menutup matanya, dia menahan agar air mata tidak menetes dan itu berhasil.

Mariam adalah gadis yang tegar dan kuat. Dia sudah merasa kebal dengan perkataan menyakitkan yang menusuk ke hati nya.

Seringkali para tetangga berkata yang begitu menyakitkan. Perawan tua, itulah perkataan yang sering dia dengar dari mulut mereka.

"Siapa bilang aku gak mau menikah, apa salah ku jika tak ada pria yang mau pada ku." Teriak Mariam dalam hatinya, dia menjerit dan menangis di dalam hati.

Mariam melepaskan Prisa dari pelukannya, berjalan menuju dapur tanpa sepatah kata pun. Mengisi gelas dengan air putih dingin, lalu meneguknya sampai habis dalam sekali teguk.

Itulah yang selalu dilakukan Mariam saat hatinya merasa sedih.

Setelah merasa puas minum, Mariam segera menghampiri mama dan adik nya kembali.

Jodoh Luar BiasaWhere stories live. Discover now