Dia Normal

985 38 0
                                    

Selamat membaca

"Kelihatan nya kamu senang?" Tersenyum miring seolah mengejek Mariam.

"Siapa bilang." Memasang raut wajah datar dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Orang tua Darian senang melihat interaksi Darian dengan Mariam.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Mariam sudah tidak tenang, dia ingin pulang.

"Mom, Mariam udah pengen pulang kayak nya." Darian mengerti dengan kegelisahan Mariam.

"Nginep aja di sini gimana?" Mama menatap Mariam penuh harap.

"Gak bisa Tante, maap. Saya harus segera pulang, bukankah tidak baik anak gadis pulang terlalu malam? Apalagi sampai menginap di rumah seorang pria." Mariam tersenyum, lalu berdiri mencium punggung lengan mama dan papa Darian.

"Saya pamit dulu ya om, Tante. Udah malam!"

"Baiklah, besok tunggu kami ya. Kami akan datang untuk melamar mu." Ujar papa Darian dengan yakin.

Mariam mematung tubuhnya terasa kaku, "Jadi kalian seriusan?" Tak percaya.

"Tentu saja sayang, masa bercanda." Mama tersenyum dan merengkuh bahu Mariam. Mengantarkan nya sampai masuk ke dalam mobil Darian.

Mama melambaikan tangan nya, dia sangat menyukai Mariam. Mariam membalas lambaian tangan calon mama mertua nya dengan senyuman dan lambaian juga.

Darian pun melajukan mobilnya dengan kecepatan lambat, dia ingin berlama-lama berduaan dengan Mariam.

"Kenapa mobil nya melaju dengan sangat lambat." Ujar Mariam kesal.

Darian tersenyum miring dan melirik Mariam sedikit. " Sengaja." Jawabnya datar.

"Sengaja? Untuk apa?" heran Mariam, dia menatap ke arah Darian dengan tatapan penuh tanya.

"Pikirkan saja sendiri." Menyeringai jail, membuat Mariam kesal saja.

"Huuuuh, emang nya aku peramal apa!" Sedikit ketus, namun dengan cepat dia memalingkan wajahnya ke arah jendela. Saat melihat Darian mulai menoleh ke arah nya dan tersenyum mengejek.

"Kenapa sih mimik wajah nya selalu seperti itu, datar, dingin, andaikan tersenyum, senyumannya itu menakutkan, jarang sekali tersenyum manis." Mariam menggerutu dalam hatinya.

Setelah perjalanan yang cukup lama, akibat Darian yang menjalankan mobilnya lambat mereka pun sampai di depan rumah Mariam.

Mariam Hendak turun dari mobil, namun Darian menarik tangan nya cukup keras. Hingga Mariam terjatuh di dada Darian.

"Aaah, apaan sih! Tarik-tarik segala." Kesal Mariam, dia hendak bangkit. Namun dengan cepat Darian menahan tengkuk nya dan menekan nya hingga bibir mereka menempel sempurna.

Darian Mel***t bibir Mariam dalam. Mariam diam sejenak, namun akhirnya dia merespon dan menerima bahkan membalas setiap lum***n Darian.

Ci***n itu begitu panas membuat gairah Darian semakin tak terkendali. Dia menginginkannya lebih.

"Stop!" Mariam menghentikan Darian, ketika tangan nya mulai jahil meraba gunung kembarnya.

"Why? I want you!" Dengan napasnya yang memburu.
Mariam mendorong tubuh Darian yang menindihnya di mobil.

Darian bangun dengan gelisah, karena harus menahan hasratnya yang sudah menggebu sampai ke ubun-ubun.

"Aku tidak mau melakukannya sebelum resmi menikah, lagian kita baru kenal. Kok kamu main sosor aja sih." Kesal Mariam, dia segera turun dari mobil dan berlari ke rumah nya.

Jodoh Luar BiasaWhere stories live. Discover now