I Like This

631 37 0
                                    

Selamat membaca


"Saya ke toilet sebentar." Tersenyum manis.

"Aku akan mengantar mu!" Perkataan nya begitu datar, rendah, namun penuh penekanan.

"Tidak usah, saya sendiri saja. Terimakasih atas tawarannya." Kembali memasang senyumannya.

"Tidak boleh menolak!" Suara datar mengintimidasi itu seakan menekan sampai ke jantung Mariam.

"Tuan Darian, saya bisa sendiri. Tolong jangan buat saya kesal!" Saking kesalnya, Mariam berteriak dalam suaranya yang pelan tepat di telinga Darian.

Darian memalingkan wajahnya dan,

'Cup' Tanpa sengaja bibir Mariam menempel tepat di bibir Darian. Saat itu Mariam mendekati Darian berbicara berbisik namun berteriak.

Wajah Mariam menunduk dekat telinga nya, sehingga saat Darian menoleh kepadanya bibir merah jambu itu menempel di bibir Merah kecoklatan sexy milik Darian.

'deg' baik jantung Mariam maupun Darian berdegup kencang. Mereka salah tingkah.

Darian memandang kearah lain untuk mengusir kecanggungan nya.

Sedangkan Mariam, segera pergi meninggalkan Darian untuk ke toilet.

Dia tak mau berlama-lama di sana, malu sangat itulah yang ia rasakan saat ini.

*******

Di toilet

Mariam begitu malu, pipinya merah merona. Dia memegang bibirnya, bibir Darian seolah masih menempel di sana.

Itu hanyalah ciuman sekilas dan tak sengaja, hatinya berdebar kencang.

"Gimana ini, aku jadi malu untuk ketemu dia lagi." Gumam Mariam, dia pun memilih untuk berlama-lama di toilet.

Dia berharap Darian segera pulang dan membiarkannya pulang sendirian.

Hampir 30 menit dia di sana, sudah kesal bahkan kaki nya mulai kesemutan. Dia akhirnya memutuskan untuk kuat dari toilet, Setelah duduk begitu lama di atas closet Duduk.

"Hei, ngapain aja di dalam. Lama banget!" Kesal salah satu wanita yang sudah menunggunya lama.

"Maap." Mariam tersenyum sambil membungkukkan sedikit badan nya.

Lalu dia berjalan keluar dari toilet. Tiba-tiba saja sebuah tangan besar dan kekar mencengkram pergelangan tangannya erat.

"Lepaskan!" Mariam menoleh dan kaget, ternyata Darian.

"Dia belum pulang? Sedang apa dia disini?" Gumam nya tidak suka.

"Sedang apa kamu di sini?" Mariam sangat kesal.

"Menunggumu!" Suara datar penuh penekanan itu sangat membuat Mariam tidak nyaman.

"Aku sudah bilang, aku bisa sendiri." Ketus Mariam.

Darian mencengkram dagu Mariam dengan lembut, menatapnya dalam. Dan memajukan wajah nya kedepan. Sementara tubuhnya menghimpit tubuh Mariam.

"Ka, kamu mau apa?" Bola mata Mariam mbulat sempurna. Tak menyangka apa yang akan di lakukan pria itu.

Dia melumat bibirnya dengan lembut, dia begitu profesional. Mana mungkin dia belum pernah menjamah wanita. Itu semua pasti bohong. Itulah pikiran Mariam.

Beruntung tidak ada siapapun di sana, tadi Darian mencengkram tangan Mariam dan membawanya ke tangga darurat.

Orang jarang lewat sana, karena lebih memilih naik lift atau eskalator.

Jodoh Luar BiasaWhere stories live. Discover now