Bab 21 ~ Ada Apa dengan PRISA dan Arka

451 28 0
                                    


"Tunggu!" Suara ayah mereka menghentikan langkah kaki mereka.

Mariam dan Prisa berbalik menatap ayah mereka.

"Prisa kamu mau kemana?" Tanya ayah menatap prisa jengkel.

"Mau tidur juga yah, hehehe." Prisa nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Ah aku pikir akan terbebas dari Omelan ayah, ternyata kena juga." Gerutunya dalam hati.

Prisa tahu sekarang pasti giliran nya untuk dicecar berbagai pertanyaan.

"Duduklah, ayah belum bertanya padamu!" Ayah berkata dengan suara tegasnya, membuat nyali Prisa semakin ciut.

Mariam dan Prisa memanglah anak yang penurut. Mereka tidak pernah membantah orang tua nya.

"Iya " Akhirnya Prisa kembali duduk di kursi dengan wajah yang tegang.

"Kalau begitu Mariam ke kamar dulu ya." Mariam tersenyum.

"Tunggu ayah ingin menanyakan satu hal lagi padamu!" Ujar ayah dengan serius.

Akhirnya Mariam ikut duduk kembali di samping Prisa.

"Yesss, temenin aku ya kak sampai selesai di ceramahin." Bisik Prisa pelan diiringi tawa kecil nya.

Mariam kembali menyikut lengan Prisa. "Diam nanti ayah dan ibu tambah lama nyeramahin kita nya." Bisik Mariam.

"Hem kalian ini bisik-bisik terus!" Ayah dan ibu berkata bersamaan.

Mariam dan Prisa hanya nyengir menanggapinya.

"Kenapa Darian langsung pulang dan tidak menemui ayah dan mama mu dulu? Lihat Arka dengan jantan nya dia menemui kami dan minta maaf karena terlambat mengantarkan adikmu."

Ayah dan ibu mereka menatap Mariam ingin meminta penjelasan.

"Tadi Darian bilang gak bisa mampir dulu karena hari sudah malam, katanya lagi gak baik malam-malam ada di rumah gadis." Jawab Mariam apa adanya, karena tadi memang Darian mengatakan itu.

Ayah tampak manggut-manggut. "Baiklah alasan mu bisa ayah terima, sekarang tidurlah."

Mariam segera pamit dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar tidurnya.

Sementara Prisa sudah gelisah sendirian. Dia tampak meremas jemarinya.

"Prisa kenapa kamu juga pulang terlambat?" Ayah menatap nya tajam.

Sementara ibunya memperhatikan gerak-gerik Prisa yang dirasanya berbeda.

"I ini yah. Sebenarnya tadi aku dan Arka kehilangan jejak kak Mariam. Jadi kami muter-muter nyariin, karena gak ketemu kami memutuskan untuk makan dulu. Eh kecegat hujan." Prisa menghela napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan lembut.

Dia tampak mengingat sesuatu, jemarinya tampak saling meremas lebih kuat.

"Lalu?" Ibunya yang bertanya.

Glek

Prisa menelan salivanya susah payah, tenggorokannya seakan tercekat.

"Arka terpaksa menepikan mobilnya sampai hujan reda. Karena derasnya hujan turun membuat jalanan gelap." Lanjut Prisa dengan gusar.

"Baiklah jika itu alasannya ayah memaafkan mu. Tapi kalian tidak berbuat yang aneh-aneh kan?" Ayah menatap prisa penuh selidik.

"Ti tidak yah, tentu saja tidak." Jawab Prisa gugup.

"Itu apa ada tanda merah di lehermu!" Ayah menatap curiga kepada Prisa, ibunya ikut memperhatikan kearah mana suaminya menatap.

"Aaah ini!" Prisa gugup, dia meraba lehernya yang belang-belang akibat kecupan Arka.

Jodoh Luar BiasaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ