Bab 25 ~ Dilema

419 23 0
                                    

Selamat Membaca

Darian memperhatikan photo yang di kirim adiknya.

Dia memang beberapa kali menangkap adiknya sedang menatap fhoto pacarnya ini. Tapi Darian belum pernah melihat photo nya, karena adiknya selalu menyembunyikan nya cepat.

Darian pikir mereka sudah pisah lama, sama halnya seperti dirinya yang pisah lama dengan Martha. Lalu menganggap hubungan ini berakhir.

Darian pikir adiknya pasti sudah tidak mencintainya lagi. Tapi ternyata Darian Salah, Firza masih ingin melamar pacar masa lalu nya itu.

Setahunya, adik nya sering kali membawa gadis kekamarnya. Sering kali Darian mengingatkan tapi adiknya tetap tak peduli.

"Pacar boleh banyak dan gonta-ganti yang penting calon isteri hanya satu." Adik nya selalu menjawab begitu kalau di ingatkan.

"Aku harus bagaimana?" Darian menggusar wajahnya kasar.

Untuk beberapa saat, dia hanya diam di dalam mobil sambil memejamkan mata. Hingga akhirnya, dia kembali melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, Mariam tersenyum lebar jika ingat Darian. Nama nya sudah memenuhi hatinya kini.

"Kenapa secepat ini aku jatuh cinta padanya." Gumam Mariam dengan senyuman yang lebar.

"Tumben pulangnya masih siang?" Goda mamanya, saat mariam sampai di depan pintu.

"Apaan sih mam" Mariam tersenyum malu.

"Cie cie yang jatuh cinta!" Goda Prisa.

"Tumben gak jalan sama Arka!" Goda balik Mariam yang di balas Prisa dengan mencebikkan bibirnya.

"Aku kan adik yang baik, jadi harus bantuin mama ini itu deh." Dengan raut yang di buat capek.

"Iya bantuin makan!" Ujar mama mereka sambil terkekeh.

"Maam!" Prisa memasang raut wajah kesal nya.

Mariam ikut tertawa.

"Kata Darian maaf gak bisa mampir, ada keperluan penting yang mendadak katanya." Ujar Mariam sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

Tampak ayah sedang duduk sambil minum kopi.

" Darian gak mampir dulu?" Tanya ayah.

Mariam segera mencium punggung lengan ayah nya.

"Nggak, katanya ada urusan penting tiba-tiba." Jawab Mariam.

Ayah hanya mengangguk.

"Kamu terlihat sangat bahagia, apa kamu sudah mulai bisa menerima nya?" Tanya ayahnya dengan serius.

"Em, eng enggak ko yah." Jawab Mariam salah tingkah, dia malu kalau harus mengakui perasaannya saat ini.

"Jadi kamu gak suka? Ya sudah kita batalkan saja pernikahan nya besok. Ayah gak mau kamu terpaksa." Ujar ayahnya pura-pura serius.

"Eh bukan begitu yah!" Mariam memasang raut wajah cemasnya, takut batal nikah.

"Sudah-sudah bapak ini terus saja godain Mariam." Sang ibu tertawa kecil melihat reaksi Mariam.

Mariam tersipu malu, lalu menarik Prisa kekamarnya.

"Kalau begitu kami ke kamar dulu ya mam, yah." Dengan cepat Mariam ke kamarnya bersama Prisa setelah pamitan.

Mereka mengobrol cukup lama, hingga suara ketukan pintu kamarnya terdengar nyaring. Siapa lagi kalau bukan perbuatan ibunya.

"Mariam! Prisa! Buka dong pintunya!" Sang mama sedikit kesal karena pintu lama di buka nya.

Jodoh Luar BiasaWhere stories live. Discover now