Menjemput Mariam

633 43 0
                                    

Selamat membaca

Happy reading

Darian dan Arka sudah berada di halaman rumah Mariam. Mariam sedang mandi saat itu, sedangkan Prisa sedang duduk manis di teras sambil mengobrol dengan mama. Ayah lagi nonton acara tv pavoritnya.

Prisa dan mama terkejut melihat mobil asing yang terparkir. Mereka sudah tahu mobil Arka, tapi mobil yang satunya mereka tidak tahu.

Mereka berdiri memperhatikan siapa yang datang. "Prisa, arka datang sama siapa?"

"Mana aku tahu mam, atau jangan-jangan sama calon jodoh kakak!" Prisa terkejut dengan cepat dia masuk kedalam rumah dengan setengah berlari.

Ia ingin memberitahukan nya kepada Mariam. "Kak!" teriak nya dengan lantang, bahkan sampai terdengar di telinga Darian.

Darian yang masih belum turun dari mobil, menghela napasnya. Rasanya ketemu calon mertua lebih menguras energi, ketimbang ketemu lawan bisnis.

'tok tok' Arka mengetuk pintu mobil Darian.

Darian membuka sedikit kaca jendela mobilnya. "Ada apa?" Dengan datarnya.

"Ada apa? Kita sudah sampai, kak! Nanya ada apa lagi." Kesal Arka, dia merasa Darian menjadi seperti orang bodoh saat ini.

"Huuuh" Darian menghela napas dalam-dalam. Dia masih bisa menunjukkan raut wajah datar tanpa rasa bersalahnya.

"Oh, begitu." Darian segera turun dari mobil nya. Dia berdiri di samping Arka.

"Oh, dia hanya bilang oh. Mengesalkan sekali!" gerutu Arka.

"Kamu mengatakan sesuatu?" Menatap sinis kepada Arka.

"Heheh. Tentu saja tidak, kak!" Tertawa yang di paksakan.

"Semoga kak Mariam bisa menjinakkan singa jantan menyebalkan ini." gumam Arka dalam hatinya.

Dari ambang pintu mama dan ayah sudah menatap mereka dengan pandangan yang berbeda.

"Apa dia calon Mariam, wah kayaknya dia orang yang hebat. Gagah, tampan dan berkarisma. Semoga Mariam berjodoh." Mama tersenyum senang melihat Darian.

"Aku jadi ragu jika orang itu akan menerima Mariam, dia kan pengusaha sukses yang terkenal dingin kepada wanita. Apa lagi akhir-akhir ini di rumorkan seorang penyuka sesama jenis." Dalam hati ayah.

"Ayah, mama. Kenalkan ini kakak sepupuku namanya Darian." Arka memperkenalkan Darian dengan sopan.

"Darian." Mengulurkan tangannya, sedikit menganggukkan kepalanya. Namun tatapan dan ekspresi nya tetap dingin.

"Ya ampun. Masa sama camer saja, kayak sama klien. Huuh. Bisa-busa di tolak jadi menantu." Arka jadi sedikit gelisah melihat Darian yang seperti itu.

"Danu, ayah Mariam sama Prisa." Ayah tak kalah dingin nya.

"Hah, jadi duo kulkas nih." Dalam hati Arka, melihat interaksi antara Darian dengan Ayah Danu.

"Saya Irma, mama nya duo cantik. Hehehe." Mama Irma menepis tangan suami nya dan segera menyambut tangan Darian dengan sikap ramah dan hangatnya.

"Ayo masuk." Tersenyum ramah.

Darian dan Arka pun memasuki ruang tamu, mereka duduk santai menunggu Mariam.

Darian memang tak suka banyak bicara seperti Arka, dia hanya bicara seoerku nya saja.

Suasana terasa hening, dingin dan mencekam. Membuat Arka bergidik ngeri.

"Gini ni. Kalau duo kulkas bertemu." Gerutu Arka dalam hatinya.

Tidak lama kemudian mama Irma masuk dengan membawa nampan berisi air teh hangat dan brownies ke ruang tamu.

Jodoh Luar BiasaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz