Dinner

638 44 0
                                    

Selamat membaca


"Mariam, sini sayang " Mama segera menghampiri Mariam dan menggandengnya ke hadapan Darian.

"Ayo kenalan dulu" ujar mama nya.

Mariam mengulurkan tangan nya. "Mariam." Bibirnya tersenyum manis, senyuman yang sudah dia latih tadi.

"Darian." Darian menyambut tangan Mariam, dia seperti enggan melepaskan tangan lembut dan hangat milik Mariam.

*************

"Ehm" terdengar suara ayah berdehem, dengan cepat Darian melepaskan tangan nya.

"Kalau begitu, ayo ikut dengan ku. Kita pergi sekarang!" Darian dengan nada datar nya.

"Hah, dia ngajak aku makan malam. Tapi,  cara ngomongnya kayak gitu. Menyebalkan!" Kesal Mariam dalam hatinya.

"Apa saya bisa mempercayakan Mariam padamu?" Ayah menatap Darian dengan serius, sepertinya ayah merasa kurang yakin.

"Ayah bisa percaya padaku. Aku pasti akan mengantarkan nya pulang tanpa kurang suatu apapun." Dengan nada bicara yang lebih santai, meski masih terkesan dingin.

"Apa! Dia memanggil ayah pada ayah ku! Apa maksudnya coba!" dalam hati Mariam. Dia tidak percaya pria dingin itu bisa bicara seperti itu.

Sementara Prisa dan Arka saling tatap, tak percaya mendengar perkataan Darian.

"Sepertinya rencana perjodohan ini akan berhasil, lihat saja kak Darian sudah memanggil ayah mu ayah." Bisik Arka pada Prisa.

"Kamu bilang dia tidak suka wanita, nyatanya dia langsung kelihatan bucin melihat kakak ku yang polos itu." Bisik prisa pada Arka, dengan rasa tak percaya.

"Iya, aku juga heran. Padahal sama calon yang di bawa mamanya saja dia menolaknya dengan kasar." Bisik Arka kembali.

"Hei, kenapa kalian terus bergosip." Mama menatap tajam kepada Arka dan Prisa.

Prisa hanya tersenyum malu, sedangkan Arka garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah, kalau begitu. Saya percayakan putri sulungku padamu." Ayah berkata tak kalah dinginnya.

"Terimakasih, ayah." Tersenyum, meski sangat tipis.

Darian beralih menatap Mariam dengan tatapan yang tak bisa di artikan oleh Mariam.

Tatapan nya dingin dan datar, tapi jika Mariam mau balas menatap nya dengan dalam, maka fia akan tahu arti dari tatapan Darian.

Namun, Mariam segera melihat kearah lain. Dia merasa takut bertatapan dengan Darian yang terlihat datar dan memiliki aura yang dingin.

"Saya pamit dulu, ayah dan ibu mertua." Dengan senyuman yang jarang sekali dia keluarkan. Membuat Arka melongo tak percaya dengan apa yang di dengar dan di lihatnya itu.

"Hei!" Prisa menepuk bahu Arka cukup kuat, membuat Arka meringis. Karena bahunya terasa panas.

"Apaan sih sayang." Kesal Arka.

"Nanti lalat bisa masuk ke mulut kamu, kalau kamu melongo kaya gituh." Prisa tersenyum geli melihat tingkah Arka.

Arka membalasnya dengan nyengir kuda.

Setelah pamit kepada kedua orang tua nya. Mariam dan prisa pun pergi mengikuti para lelaki di depan nya.

Mariam semobil dengan Darian, sedangkan Prisa semobil dengan Arka.

Mereka menuju sebuah restoran bintang lima yang menyajikan makanan Cina.

**********

Di Perjalanan

Jodoh Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang