Bab 22 ~ Adik Darian

485 29 0
                                    

Selamat Membaca

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang.

Hari ini Mariam sudah mengambil cuti nikah. Dia sudah janjian dengan Darian untuk pergi membeli kebaya nikah dan cincin untuk pernikahan nya.

Bremm

Terdengar suara deru mesin mobil dari arah luar. Itu adalah deru mesin mobil Darian.

Ibu nya yang menyambut Darian.

"Kenapa mata mamah merah?" Tanya Darian yang merasa heran karena melihat raut wajah calon mama mertua nya itu.

"Eh heheh, tidak kenapa-napa. Tadi cuma lagi ngiris bawang jadinya mengeluarkan air mata deh." Jawab calon mama mertua nya dengan kikuk.

Darian tidak banyak bertanya lagi, dia segera mencium punggung lengan calon mama mertua nya itu lalu mengikuti nya masuk ke dalam.

Ayah Mariam tidak ada di rumah sedang mengurus segala yang dibutuhkan untuk pernikahan termasuk mengabari kerabat dekat.

Meski semua biaya di urus pihak Darian, tetap saja ada satu dua hal yang perlu di urus.

Darian sudah duduk santai di ruang tamu, sesekali matanya mengedar mencari sosok yang selama beberapa waktu ini memenuhi pikirannya.

"Cari siapa?"

Tiba-tiba saja Mariam muncul dengan rona di wajahnya, jangan lupakan senyuman manis yang terukir di bibirnya membuat jantung Darian berdegup kencang saat mata mereka saling bertemu.

Deg

Jantung Mariam dan Darian berdegup kencang, dan hati mereka berdebar dengan hebatnya.

"Dia pasti nyariin aku kan!" Ujar Mariam dalam hatinya dengan percaya diri.

"Cari kamu." Ucap Darian dengan nada datar dan tatapan mata yang dingin.

Dia memang pandai dalam urusan membunyikan perasaan dan merubah mimik wajah nya dengan cepat.

"Ya ya ya tuan Darian, kamu memang pria di hin tapi mesum." Mariam duduk di depan Darian sambil memutar bola matanya malas.

Darian hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Mariam.

Darian berdiri, lalu pindah tempat duduk di samping Mariam.

Dia bahkan merengkuh bahu nya, lalu menempelkan hidung nya di kepala Mariam.

"Wangi! Pakai sampo apa?" Darian masih berkata dengan nada datar.

Mariam terpana mendengar pertanyaan Darian. "Sampo?"

"Hemm, iya sampo! Apa kamu kurang dengar ya! Tenang nanti aku bawa kamu ke dokter THT." Darian menyeringai.

"Apaan sih!" Mariam menggoyangkan kepalanya, agar Darian menjauh.

Darian mendengus kesal.

Dia memang menjauhkan wajahnya dari kepala Mariam, tapi dia kini menempel kan dagunya di bahu Mariam. Dan menghirup wangi kulit leher Mariam.

"Aah rasanya aku ingin mengigit leher putih mu ini!" Darian sudah menjulurkan lidahnya dan menjilat kulit leher Mariam.

"Hei! Ingat janjimu untuk tidak menyentuhku!" Mariam replex meremas rambut Darian dan menjauhkannya.

"Dasar calon istri kejam, kamu sudah menjambak ku!" Darian berdiri tegak dan menyisir rambutnya dengan jari.

Mariam mendongak, menatap Darian dengan tawa kecilnya.

"Maaf gak sengaja." Tersenyum malu.

"Minta maaf dengan cara yang benar!" Darian sudah mendekat kan wajahnya kearah Mariam.

Jodoh Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang