Bab ~ 17 Wanita dalam Lukisan

753 35 0
                                    

Selamat Membaca



Selamat Membaca

"Sebaiknya kamu cepat antarkan aku pulang sekarang." Ujar Mariam, dia takut Darian khilaf.

"CK cK" Darian berdecak

"Kita bahkan belum makan malam." Menjawab dengan ketus nya.

Mariam hanya diam dengan perasaan yang cemas.

Dia merasa takut kepada Darian, apalagi apa yang sudah di lakukan olehnya barusan.

"Tentu saja aku akan menahan diriku!" Darian mengerti ketakutan Mariam.

"Kalau begitu ayo kita makan malam, setelah itu kamu bisa mengantarkan ku pulang!" Ujar Mariam, dia menoleh sekilas ke arah Darian.

Tapi dengan cepat, Mariam memalingkan wajahnya. Dia takut di sosor lagi oleh Darian.

"Hah, rupanya kamu ingin cepat pulang ya! Ah gak seru!" Darian mendekap erat tubuh Mariam.

Mariam merasa risih.

"Eh, jangan begitu dong!" Mariam menggoyangkan tubuhnya pelan, berharap Darian melepaskan pelukannya.

"CK, ayo!" Darian berdecak, dengan cepat dia menarik tangan Mariam agar berdiri.

Mariam pun berdiri, lalu berjalan beriringan dengan Darian.

Kini mereka duduk bersama di meja makan, tadi Darian sudah meminta art nya untuk membuatkan makan malam.

Mereka pun makan malam dalam hening.

Usai makan, Darian mengatakan sesuatu.

"Ayo ikutlah denganku, aku ingin menunjukkan sesuatu!" Darian berjalan terlebih dahulu meninggalkan Mariam.

Mariam pun segera mengikutinya dari belakang. "Ah sungguh tidak romantis, masa aku di tinggalin!" Gumam Mariam pelan.

Langkah kaki Darian terhenti, di depan sebuah pintu kamar. Membuat Mariam cemas dan merasakan ketakutan.

Cemas dan takut kalau saja Darian akan melakukan hal seperti tadi, nafsu pria itu sepertinya begitu besar.

Sangat berbanding terbalik dengan apa yang dikatakannya waktu diner pertama kalinya. Mariam masih ingat Darian mengatakan bahwa dirinya tak akan bisa memuaskan dalam urusan ranjang.

Dan rumor penyuka sesama jenis itu, sepertinya sangat salah.

Buktinya, Darian selalu saja main nyosor diiringi nafsunya yang besar.

Darian sudah masuk ke dalam kamar itu, sedangkan Mariam masih berdiri mematung di ambang pintu.

"Hei! Sampai kapan kamu mau berdiri di sana!" Teriak Darian dengan nada jengkel.

"Eh, iya." Dengan langkah kaki berat dan malas akhirnya Mariam masuk kedalam kamar itu.

Hatinya berdebar dan jantung nya deg degan.

Mariam terpana saat memasuki ruangan itu. "Ruangan lukis!" Gumamnya, yang bisa di dengar oleh Darian.

"Iya ini semua adalah karyaku, melukis adalah hobi ku." Darian menjelaskan dengan antusias.

Mariam melihat satu persatu lukisan Darian.

"Wah lukisannya indah-indah. Meski, aku tak paham soal lukisan tapi ini sangat indah menurut ku." Mariam berkata dengan jujur.

"Benarkah menurut mu begitu!" Darian tersenyum lebar. Dia sangat senang mendapatkan pujian dari Mariam.

Mariam melihat satu lukisan yang tertutup kain putih, dia hendak membuka nya.

Jodoh Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang