Dia Maniak

1.1K 39 0
                                    

*Happy Reading*

**********

"Jangan bohong padaku kak, katakan dia sudah melakukan apa padamu sehingga kakak yakin dia normal?" Cerocos Prisa.

"Sudah aku katakan, aku tahu saat kami mengobrol. Itu saja." Mariam membuang muka nya sekilas.

"Aaah, aku tahu kakak sedang berbohong!" Ketus prisa.

Mariam menghela napas nya berat." Huuh, apa maksud mu? Bukan kah sudah aku ceritakan semuanya padamu!" Mariam merebahkan tubuh nya dan mulai memejamkan matanya.

Prisa ikut berbaring di samping kakak nya itu. "Apa dia mengancam mu?" Dengan nada yang datar.

"Tidak." Jawab Mariam datar.

"Lalu, dari mana kakak tahu dia bukan seorang penyuka sesama jenis?" tanya nya lagi.

"Dia, emmmm." Mariam membuka matanya, lalu kembali memposisikan dirinya duduk dengan tegak.

"Katakan lah kak, sudah 20 menit aku disini. Tapi kakak diam saja tak mau cerita." Kesal Prisa.

"Dia mencium ku! Huuuh!" Pipinya merona, demi apa pun dia merasa sangat malu.

"Apa? Benarkah!" Prisa menutup mulut dengan telapak tangannya, dia tak percaya dengan pendengarannya.

"Hem, begitulah. Dia..." Mariam pun menceritakan semua yang telah terjadi dari awal hingga akhir, tak ada yang di tutupi kepada adiknya.

Mariam dan prisa memang sangat terbuka dan saling percaya. Tak ada rahasia diantara mereka selama ini.

"Apa!" Prisa membulatkan matanya tak percaya, yang diakhiri oleh tawa nya.

"Hufft, diam kenapa kamu malah jadi ketawa-ketawa gitu sih! Emang ada yang lucu apa!" Mariam membekap mulut Mariam dengan telapak tangan nya.

"Oke, oke. Fttttp." Jawab prisa setelah Mariam melepaskan bekapannya, dengan tawa yang masih tersisa.

"Aku gak nyangka ternyata dia seperti itu, bahkan melebihi Arka." Ucap nya dengan mata berbinar.

"Hah, dia itu seperti maniak saja. Aku tak bisa membayangkan akan jadi apa aku nanti nya setelah menikah nanti." Mendesah galau, masih bingung apa dia mau menerima Darian atau tidak.

"Kak, jangan bilang kakak ingin menolaknya. Please, paling tidak untuk aku dan Arka." Memasang wajah memelas.

"Aku tidak akan menolak nya, aku juga sudah mengatakan itu pada nya. Tapi, apa dia menyukai ku atau tidak. Aku sendiri belum tahu, huh." Mariam membaringkan tubuhnya sambil memeluk bantal di dadanya dalam posisi telentang, dengan mata terpejam.

"Kak, sikap nya seperti itu artinya dia menyukaimu kak. Dia itu dingin terhadap wanita kata Arka. Tapi, saat ketemu kakak dia langsung begitu hangat dan menyukai mu. Apa kakak gak sadar, dengan perasaan nya?" Prisa geleng-geleng kepala heran.

"Mungkin, karena nalurinya sebagai lelaki. Atau saat itu dia sedang on dan ingin menyalurkan nya." Mariam membuka matanya dan melirik sekilas ke arah Prisa.

Prisa mengambil bantal dan memukulkan nya kepada Mariam. "Kak, pakai otak jeniusmu itu! Masa kakak gak ngerti kalau dia beneran suka sama kakak!" Prisa meninggalkan kakak nya, dia kesal dan mau tidur saja.

"Tutup pintunya!" Teriak Mariam, lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sampai leher.

**********

Esok nya

Di rumah Mariam semua sibuk mempersiapkan acara lamaran yang akan di laksanakan pada jam makan siang.

Jodoh Luar BiasaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu