1. Mine

118K 3.6K 26
                                    

Gadis itu terus memukul punggung orang yang memangkunya seperti karung beras. Walau apa yang ia lakukan sia-sia.

"Gale turunin aku!!!"

"Aku benar-benar marah! Gale lepas!"

Orang yang diteriaki menurunkan Aeris dari bahunya, namun bukannya benar-benar menurunkan, ia dengan lihai mengubah posisi gadis itu agar melingkarkan kaki di pinggangnya. Gale memojokan Aeris di pintu. Lalu mengangkat kedua tangan gadis itu dan menahannya di atas kepala dengan sebelah tangan. Sementara sebelah tangannya yang lain menahan tubuh Aeris.

"Gale--mmhhh!"

Gale lebih dulu membungkam mulut gadis di depannya dengan mulutnya sendiri. Ia melumat bibir Aeris dengan tak sabaran. Tak dibiarkannya gadis itu memberikan perlawanan berarti.

Dengan posisi yang sama, kali ini ia tak lagi menahan tangan Aeris dan melangkah ke arah ranjang sambil masih mencumbu gadisnya. Ia menidurkan gadis itu di atas ranjang.

"Gale stop! Kamu gila apa?!" teriak Aeris setelah berhasil menahan Gale yang akan menciumnya lagi.

"Kayaknya iya, Sayang. Plis, i need you."

Aeris menggeleng, ia menutup mulutnya dengan tangan ketika akan dicium lagi. "Aku mau pulang, awas! Kamu udah nggak waras!"

"Ssstt, kamu nginap di sini aja." Tatapan Gale penuh gairah, ia meraih kedua tangan Aeris dan menahannya di atas kepala gadis itu dengan sebelah tangan agar tak melawan.

Gale kembali menciumnya lagi.

Aeris tersentak ketika merasakan remasan pada dada kanannya yang masih terbalut kain. Ia berusaha memberontak, tapi tenaga Gale jauh lebih besar dari tenaganya. Lelaki itu menggigit bibirnya dengan gemas.

"Akhh."

"Balas Ay atau aku gigit terus bibir kamu," ucapnya di sela mencumbu Aeris.

Gadis itu meringis ketika Gale benar-benar menggigit bibirnya lagi. Ia langsung membelas ciuman laki-laki itu yang semakin lama semakin menuntut.

Mereka saling memangut. Gale memasukan lidahnya ke dalam mulut Aeris dan mengabsen giginya satu persatu. Lidahnya membelit lidah Aeris, gadis itu hampir kehabisan napas jika Gale tak segera melepas ciuman.

Ia kali ini beralih mencium dan menyecap kuat leher Aeris. Gale menyesap leher gadis itu kuat beberapa kali.

"Aaaah ngghh." akhirnya erangan yang berusaha Aeris tahan sejak tadi keluar juga. Gale menggigiti dan menjilat daun telinganya.

Lelaki itu tersenyum miring di sela memberikan kissmark di leher. Ia membangunkan tubuh Aeris agar bisa melepaskan baju sang pacar lewat atas. Bahkan tanpa Aeris sadari, Gale bukan hanya berhasil melepaskan bajunya, namun branya juga.

Hingga saat ini gadis itu tak memakai baju atas sama sekali, sama dengan Gale yang tadi sudah lebih dulu melepaskan sendiri bajunya sebelum masuk kamar. Gale dengan senang hati langsung meremas dada Aeris menggunakan sebelah tangannya yang bebas bergantian.

Ciuman Gale turun ke dada, lalu mulai mengemut putingnya dengan lembut. Sementara yang sebelah lagi ia remas dan elus. Tangan Aeris sudah tak lagi ia tahan.

"Aaahhh Gale mmmh. Stop shahh."

Walau logikanya berusaha menolak perlakuan Gale, tapi tubuh Aeris menikmati sentuhannya. Ia meremas rambut lelaki itu dan menggelenjang. Ucapan dan respons tubuhnya berkebalikan.

Sementara pelakunya terus bergantian memainkan dada Aeris. Tangannya mulai bergerak turun, mengelus perut rata gadis itu dan menyentuh rok setengah paha yang dipakainya.

Tangan Gale masuk ke dalam, menyentuh paha atas gadis itu dengan gerakan sensual dan menerobos ke dalam cdnya hingga ia bisa menyentuh mahkota berharga Aeris.

Gale berhenti memainkan mulutnya di dada Aeris dan mengubah posisi menjadi duduk, ia berusaha membuka rok gadis itu dengan memelorotkannya, begitu pula dengan cd merah muda yang Aeris pakai.

Gale berhasil membuat tubuh gadisnya tak tertutupi benang sehelai pun. Ia menelan ludah dan ikut melepaskan pakaian yang tersisa di tubuhnya juga dengan tak sabaran. Napas Gale menderu, ia merangkak di atas tubuh Aeris. Ditatapnya wajah Aeris lamat-lamat lalu mengecupinya.

"Gale ...," ucap gadis itu agak lemah sambil mendorong dada Gale, bermaksud memberi kode agar berhenti.

"Aku mau kamu."

Aeris menggeleng, walau berikutnya ia mendesah ketika tangan Gale bergerak nakal di bawah.

"Kamu juga mau aku kan?"

Gadis itu tak menanggapi, ia menggigit bibir bawah, mencoba menahan desahan nikmat karena ulah lelaki itu yang memasukan dua jarinya. Meskipun tak lama kemudian, desahan lolos keluar begitu saja. Gale melihat ekspresi Aeris yang menikmati sentuhannya.

"Kamu milik aku Ay, malam ini kamu akan jadi milik aku sepenuhnya."

***

Abangnya Levin lebih buas :)

Jangan lupa vote dan komen ygy!

See you!

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now