4. Club

54.6K 3.1K 83
                                    

Gale benar-benar menjemput Aeris tadi sore. Membawanya jalan-jalan ke sana-ke sini. Meski Aeris tak begitu menikmatinya.

Tahu malam ini mereka berada dimana? Di club malam. Mereka duduk bersisian dengan Gale yang bermanja ria memeluk Aeris sambil endusel di lehernya.

Kemudian Aeris menghentikan lelaki itu dan memilih turun ke lantai dansa. Gale membiarkannya, lalu memanggil salah seorang lelaki yang berada di dekatnya dan membisikan sesuatu. Setelah itu, lelaki tadi mengangguk dan berlalu.

Gale melihat ke arah dansa untuk mengawasi Aeris yang sedang berjoget bersama beberapa orang di sana. Keningnya mengernyit tak suka saat satu dua orang lelaki merapat ke arah Aeris.

Ia segera berdiri dan melangkah ke arah gadis itu. Lalu memeluk Aeris dari belakang dan mengecupi bahu kanannya yang terbuka.

"Ayang ...," panggil Gale dengan suara yang berat.

Tangan Gale tak diam, ia mengusap paha Aeris dengan lembut, semakin ke atas sampai mengusap pantatnya yang terbalut kain.

Aeris yang merasa terganggu jadi mengernyit dan berbalik pada lelaki itu dengan ekspresi kesal. Tapi bukannya berhenti, Gale beralih mencium bibirnya.

Gale melumat bibir Aeris dengan lembut. Lalu, ia memangkunya seperti koala dan melangkah ke arah sofa di pojok tanpa melepaskan pangutan hingga agak menabrak beberapa orang yang ia lewati. Gadis yang mulai kehilangan napas di pangkuannya memundurkan kepala dan menghentikan ciuman.

Lalu, ia menghirup udara dengan rakus.

Setelah sampai di sofa pojok yang gelap, Aeris berada di pangkuannya. Gale kembali mencium bibir Aeris dan merapatkan tubuh. Gadis itu sempat akan menghindari ciuman, tapi Gale sudah lebih dulu menahan tengkuknya.

Lelaki itu baru mau melepas ciuman setelah gadis di pangkuannya benar-benar nyaris kehabisan napas.

Kemudian, seorang lelaki mengantarkan minuman ke meja di depan mereka, setelah itu menunduk sesaat dan berlalu.

"Gue mau turun!" Aeris memukul-mukul lengan Gale.

"Ssshhh, diam di sini aja. Entar kamu diculik om-om."

Aeris mencibir. Gale tertawa dan mengusap pipi gadis itu. Namun, Aeris malah menggigit tangannya.

"Akh, Aeris!" ringis Gale walau sebenarnya gigitan Aeris tak sesakit itu.

"Nanti aku gigit balik, kamu nangis," lanjut Gale.

Gadis itu melepaskan gigitannya dan tetap keukeuh bergerak ingin turun dari tubuh Gale. Sementara lelaki itu masih memeluk Aeris, ia mengambil minuman dan meminumnya, lalu matanya tak sengaja melihat seseorang.

"Itu si Rana kan?" Gale kembali menaruh minuman

Mendengar nama mantan pacar dari sahabatnya disebut, Aeris langsung memutar kepala. Matanya menjelajah mencoba mencari orang yang dimaksud oleh Gale.

"Mana?"

"Dekat bar."

Pandangan Aeris beralih hingga bisa menemukan lelaki itu, ia sedang berbincang dengan seorang lelaki sambil membawa minuman di tangannya. Tadi sore Aeris berniat berbicara pada Rana. Tapi tak jadi karena Gale sama sekali tak mau melepaskannya.

"Gue harus bicara sama dia," kata Aeris.

"Sana."

Aeris mengerjap, lalu menatap Gale dengan kening mengernyit.

Serius? Tumben lelaki ini tak melarangnya.

"Beneran?"

Gale mengangguk dan melepaskan pelukannya pada Aeris. Lalu lelaki itu meringis ketika melihat ke arah Rana tadi. Aeris yang melihatnya jadi penasaran dan kembali berbalik untuk melihat ke dekat bar tempat Rana berada.

Kedua mata Aeris langsung membulat, sampai matanya kemudian ditutup oleh telapak tangan Gale.

"Nggak boleh lihat yang aneh-aneh," bisik Gale tepat di samping telinganya.

Telat!

Sialan, Aeris tidak bisa mempercayai penglihatannya barusan.

Matanya pasti bermasalah ketika melihat Rana berciuman dengan lelaki yang ada di sana.

***

Hahahaha

Kaget pada nagih update

Sorry ya, aku baru selesai pentas tgl 30 Juni. Terus besoknya ada kesibukan lagi sampai besoknya sakit ʕಠ_ಠʔ

Ayo vote, komen, dan bagikan cerita inii

See you!

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now