27. Kehilangan

14.8K 1.1K 43
                                    

Aeris sedang duduk di kantin kampus bersama Achlys dan Prisma saat ia dihampiri oleh Rana. Minumannya hampir menyembur saat lelaki yang berbeda fakultas itu menyapanya dengan riang dan duduk di sampingnya. Aeris seharusnya tak begitu kaget dan bereaksi biasa saja jika tak terlalu memikirkan hubungan Anastasya dan lelaki itu.

Rana gay, itu selalu mengejutkan. Tapi lebih mengejutkan saat lelaki itu datang, ia takut ditanyai mengenai perkembangan kasus Anastasya. Ia sudah melibatkan Rana dengan praduganya dulu.

"Kebetulan ketemu di sini, ada yang mau gue obrolin sama lo," ucap lelaki itu.

"Ngobrol apa?"

"Gue saranin lo jaga jarak deh dari si Aeris. Kalau si Gale tahu dia nggak bakal suka," seloroh Achlys.

Rana menoleh lalu tersenyum tipis. "Tenang aja, nggak akan jadi masalah."

Lelaki itu kembali menoleh ke arah Aeris. "Ya kan Aeris?" ucapnya penuh arti.

Perempuan yang mengerti ucapan Rana itu langsung tersenyum masam. Katakan saja meskipun Rana lelaki, ia tidak akan menyukai Aeris. Kalau Rana menyukai Gale, itu lebih mungkin terjadi.

Tentu saja Achlys juga tahu Rana seperti apa. Hanya Prisma yang cengo memerhatikan.

"Terserah, gue udah peringatin lo," kata Achlys.

"Makasih udah repot-repot ngasih peringatan."

Rana menghela napas. "Tapi kalau bisa sih gue ngobrol sama lo aja," pintanya pada Aeris.

"Itu sih lo cari mati." Achlys kembali menimpali.

"Pokoknya gue minta waktu luang lo. Hubungi gue kapanpun lo bisa. Nggak akan lama kok."

Achlys memicing. "Gue mencium bau busuk dari lo."

Rana menatap perempuan itu. "Sorry sorry, mungkin bau dosa-dosa gue."

"Gue tunggu ya, Ay. Duluan." Rana beranjak sambil menepuk bahu kanan Aeris sekali, kemudian pergi menjauh dari mereka.

"Lo kayaknya nggak suka sama dia," kata Prisma sambil menyelipkan rambut Achlys ke belakang telinga kirinya.

"Gue nggak suka semua orang," ucap Achlys.

Prisma terkekeh. "Kecuali gue sama Aeris."

Ia menatap Aeris yang terdiam dan mengaduk-aduk minumannya.

"Kenapa Ay?"

Aeris menatapnya. Ia menggeleng lalu menatap Achlys.

"Perlu gue singkirin?" tanya perempuan itu.

Aeris kaget, ia menggeleng. "Jangan aneh-aneh Achlys!"

"Singkirin? Maksudnya?" Prisma bingung.

"Jangan kasih tahu Gale deh. Gue bisa atasin ini sendiri. Paling si Rana mau ngobrolin soal Anastasya."

Kening Prisma mengernyit. "Masalah si Anastasya masih belum habis? Lo relain dia aja Ay, nggak tenang nanti arwahnya."

"Udah kok, udah selesai."

Aeris saja tak yakin semua sudah selesai. Sebenarnya di sisi lain, jauh dari semua perbuatan Anastasya di belakangnya, ia merasa tak seharusnya berakhir demikian.

"Prisma, gue mau nyari buku buat referensi," ucap Achlys.

"Nanti gue temenin ke perpus. Mau ikut Ay?"

Aeris menggeleng. "Gue sebenarnya pengen pulang duluan kalau Gale nggak larang gue pulang duluan. Tapi ya, kalau kalian mau ke perpus gue paling ke kafe dulu nunggu di sana."

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now