8. Damage

48.4K 2.7K 25
                                    

Aeris selesai membersihkan diri dan mau tak mau kembali memakai dressnya. Ia keluar dari kamar mandi dan melihat Gale sudah duduk di dekat sebuah meja, memakai kacamata dan sedang sibuk dengan laptop lelaki itu.

"Kamu lapar nggak? Masak sekalian ya di dapur, atau pesan makanan," ucap Gale seolah sebelumnya tidak ada yang terjadi di antara mereka.

Perempuan itu mendengus pelan. Gale benar-benar mengerjakan sesuatu hanya dengan memakai boxer saja. Ah ..., pandangan Aeris memang sudah lama terkontaminasi.

Ia sedang malas melakukan apa pun. Moodnya tidak baik. Sementara itu, karena merasa tak mendapat jawaban, Gale beralih menatap Aeris.

"Ah ..., kamu bisa pakai dulu baju aku. Daleman kamu kayaknya di lemari."

Aeris tersentak. Sejak kapan ia menaruh dalaman di apartemen Gale?

"Kamu pernah nginap. Baju gembel kamu aku buang, tapi dalaman kamu masih aku simpan," ucap Gale seolah bisa membaca pikiran Aeris.

Perempuan itu merasa sangat malu. Tapi toh ..., memang dulu mereka seintim itu sampai sering tidur bersama. Bahkan mungkin sampai saat ini. Satu-satunya hal yang mungkin bisa ia syukuri karena tak benar-benar memberikan dirinya pada lelaki itu seberapa keras pun Gale menginginkannya.

Ia bergerak ke arah lemari besar yang ada di sana. Menggeser bagian pintu dan mengambil salah satu kemeja milik Gale.

"Cd nya dimana?"

Lelaki yang sedang mengetikan sesuatu di layar laptop itu tak langsung menjawab.

"Gale?"

"Bentar." Gale sudah selesai dengan apa yang ia lakukan dan menutup laptop, lelaki itu menarik kaca mata dan menaruhnya di atas meja.

Ia beranjak, melangkah ke arah Aeris. Lelaki itu membungkukkan badan dan membuka salah satu laci. Ada banyak cd juga di sana.

"Ini," kata Gale sambil mengulurkan dalaman, sepasang bra dan cd.

Aeris langsung menerimanya dan berbalik melangkah. Tapi baru selangkah, Gale menahan dengan memegang kedua pinggangnya.

"Aku mau gunain wc. Mau bareng?"

"Nggak." jawaban yang sudah bisa lelaki itu tebak.

Gale mengusap puncak kepala Aeris, lalu melangkah pergi menuju toilet. Karena Aeris tak percaya sepenuhnya pada Gale, jadi ia juga melangkah menuju keluar kamar dan bermaksud mengganti bajunya di ruang tengah apartemen saja. Siapa tahu jika masih di dalam kamar, lelaki itu tiba-tiba keluar membuka pintu toilet dan melihatnya telanjang.

Cukup sekali hal itu terjadi. Ia tak akan membiarkannya terulang dua kali.

***

Setelah selesai mengganti baju, Aeris melipat dress dan meletakan itu di atas sofa. Ia akan mencucinya di rumah sendiri.

Sekarang gadis itu lapar, ia sedang memakan roti yang diolesi selai coklat. Aeris malas jika harus memasak. Ia ingin segera pulang, tapi apartemen Gale memakai kata sandi dan ia tak tahu sandinya.

Tapi sedari tadi ia merasakan sesuatu yang kurang. Aeris yang sebelumnya dari dapur melangkah menuju ruang tengah dan duduk di sofa. Ia mengambil remot dan menyalakan televisi.

"Udah masak?" Gale keluar dari kamar dengan hanya handuk yang melilit di sekitar pinggangnya.

Lelaki itu sedang menggesekan handuk kecil ke rambut.

"Nggak."

"Pesan makanan?"

Aeris hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu, Gale kembali masuk ke dalam kamar. Tak lama, lelaki itu keluar kamar lagi dengan smartphone di tangannya.

Ia melangkah menuju Aeris. Perlu digaris bawahi, lelaki itu masih belum memakai baju.

"Kamu mau apa?" kata Gale sambil menatap Aeris.

"Sini." perempuan itu mengulurkan tangannya hingga Gale memberikan smartphone.

Aeris mulai melihat-lihat menu. Ia akhirnya ingat apa yang kurang.

"Gale, lo lihat hp gue nggak?"

Lelaki itu menggeleng dan duduk di samping Aeris. Refleks, orang di sampingnya langsung menjauhkan diri.

"Lo pakai baju dulu."

"Pakein."

"Jangan manja."

"Gue nggak akan pakai baju kalau nggak lo pakein."

"Terserah."

Gale memajukan bibir bawah. Ia mendekat ke arah Aeris dan memeluknya dari samping. Dipegangnya sebelah tangan perempuan itu. Ia bisa mencium aroma sabunnya dari Aeris. Tahu tidak? Perempuan ini sangat berdamage jika sedang memakai pakaiannya. Gale menempatkan tangan Aeris di atas handuk sela pahanya.

"Ayang, ini ada yang tegak tapi bukan keadilan. Kamu bantu lemesin ya."

Detik berikutnya, Aeris sudah bergerak ingin memukuli dan menjambak Gale dengan ganas, tapi lelaki itu berhasil menahan serangannya.

"Mati lo! Matiii!!!" teriak Aeris geram.

Gale malah tertawa puas. Tapi ia serius dengan ucapannya.

***

Viewersnya lumayan, tepuk tangan buat kalian.

Fighting ya banyak² sabar sama author

Ayo tinggalkan jejak dulu💅🏼

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now